Jumat, 02 MEI 2025 • 18:25 WIB

Pakistan Tuding India Siapkan Serangan Militer di Tengah Ketegangan Pasca Serangan Kashmir

Author

Perdana Menteri India, Narendra Modi.

INDOZONE.ID - Pemerintah Pakistan mengklaim memiliki informasi intelijen yang menyebut bahwa India siapkan serangan militer dalam waktu dekat.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, pada Rabu dini hari (30/4/2025), yang menegaskan bahwa Islamabad siap memberikan respons tegas terhadap segala bentuk agresi militer dari India.

Tarar mengatakan bahwa Pakistan memperoleh informasi kredibel yang menunjukkan India tengah memanfaatkan insiden di Pahalgam sebagai dalih untuk melancarkan serangan dalam 24 hingga 36 jam ke depan.

Baca Juga: Bentrokan Senjata Ringan di Perbatasan Kashmir, India dan Pakistan Saling Tembak

Insiden yang dimaksud merujuk pada serangan mematikan yang menewaskan 26 warga sipil pada 22 April lalu di kawasan wisata Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikelola India.

"Setiap tindakan agresi militer akan kami hadapi dengan respons yang menentukan," tegas Tarar melalui akun X miliknya. Ia juga memperingatkan bahwa India akan bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi serius yang mungkin terjadi di kawasan tersebut.

Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri India, Narendra Modi, menggelar pertemuan tertutup dengan para pejabat tinggi militer dan keamanan.

Baca Juga: Pakistan Serukan Penyelidikan Netral atas Serangan di Kashmir yang Dituduhkan India

Dalam pertemuan itu, Modi dikabarkan telah memberikan wewenang penuh kepada militer untuk mengambil langkah apa pun dalam merespons serangan di Kashmir.

Ketegangan India dan Pakistan usai serangan Kashmir kembali meningkat drastis sejak peristiwa Pahalgam.

Situasi ini memicu kekhawatiran global, mengingat kedua negara merupakan kekuatan nuklir yang telah lama berseteru, terutama terkait konflik di wilayah Kashmir.

Dalam sepekan terakhir, ketegangan antara India dan Pakistan semakin meruncing, ditandai dengan saling tuding, pengusiran warga, hingga penutupan pos perbatasan.

Militer India juga melaporkan terjadinya baku tembak dengan pasukan Pakistan di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yakni perbatasan de facto yang memisahkan wilayah Kashmir yang dikelola India dan Pakistan.

Di sisi lain, media pemerintah Pakistan menyebut pihaknya telah menembak jatuh drone India yang dianggap telah melanggar wilayah udara Pakistan. Namun, belum ada pernyataan resmi dari India terkait hal ini.

Konflik India dan Pakistan meningkat tidak hanya di medan diplomasi, tapi juga berpotensi bereskalasi ke aksi militer terbuka. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, China, hingga Arab Saudi telah menyerukan agar kedua pihak menahan diri.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, bahkan turut turun tangan dengan menghubungi Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar untuk menawarkan dukungan dalam meredakan ketegangan.

Kantor Perdana Menteri Pakistan kemudian merilis pernyataan yang meminta PBB dan komunitas internasional untuk mendesak India agar bersikap lebih bijak dan menghindari aksi sepihak.

Sharif juga menegaskan bahwa Pakistan akan mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya dengan segala kekuatan yang dimiliki, bila India benar-benar melakukan agresi militer.

Sejak kemerdekaan dari Inggris tahun 1947, wilayah mayoritas Muslim Kashmir telah menjadi sumber sengketa utama antara India dan Pakistan.

Kelompok militan di wilayah Kashmir yang dikelola India telah lama memperjuangkan kemerdekaan atau bergabung dengan Pakistan, memicu konflik yang berlarut-larut.

Pemerintah India sendiri telah merilis poster buronan untuk tiga tersangka pelaku serangan di Pahalgam yakni dua warga Pakistan dan satu warga India yang dituduh sebagai anggota kelompok militan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan.

Sebagai catatan, serangan paling mematikan di Kashmir dalam beberapa tahun terakhir terjadi pada 2019 di Pulwama, saat seorang pelaku meledakkan mobil bermuatan bom ke konvoi militer India, menewaskan 40 personel dan melukai puluhan lainnya.

India kemudian melakukan serangan udara ke wilayah Pakistan sebagai balasan. Di tengah kekhawatiran internasional akan potensi konflik berskala lebih besar, beberapa negara seperti Iran menyatakan kesediaannya untuk menjadi mediator.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, menyebut bahwa perselisihan antara kedua negara ini “akan menemukan jalan keluarnya, cepat atau lambat”.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik India dan Pakistan meningkat bukan hanya masalah bilateral, tetapi juga isu global yang dapat mengancam stabilitas kawasan.

Pakistan terus mendesak adanya penyelidikan netral terhadap insiden Pahalgam, sementara India tetap bersikukuh menuduh Pakistan sebagai dalang di balik serangan tersebut.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters