Jumat, 11 APRIL 2025 • 19:06 WIB

Prancis Siap Akui Palestina Sebagai Negara pada Juni 2025

Author

Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

INDOZONE.ID - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Prancis dapat mengakui kedaulatan Palestina sebagai negara pada Juni 2025 mendatang.

Macron mengatakan kepada televisi France 5 bahwa ia menargetkan untuk meresmikan langkah tersebut dalam sebuah konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai konflik Israel-Palestina.

Konferensi ini nantinya akan diketuai bersama oleh Prancis dan Arab Saudi.

“Target kami adalah sekitar bulan Juni, bersama Arab Saudi, menjadi tuan rumah konferensi pada Juni di mana kami bisa memfinalisasi gerakan menuju pengakuan timbal balik oleh beberapa negara,” ujar Macron, mengutip Reuters, Jumat (11/4/2025).

Macron menegaskan bahwa ia ingin terlibat dalam upaya bersama yang bertujuan mendorong negara-negara pendukung Palestina untuk mulai mengakui keberadaan Israel, mengingat hingga kini masih banyak di antara mereka yang belum mengambil langkah tersebut.

Baca Juga: Israel Menunda Pembebasan Tahanan Palestina, Apalagi Alasannya?

Selain itu, dengan mengakui kedaulatan Palestina sebagai negara, Prancis dapat lebih tegas dalam menentang pihak-pihak yang tidak mengakui keberadaan Israel. Ia juga dapat sekaligus menunjukkan komitmennya terhadap keamanan bersama di wilayah Timur Tengah.

Keputusan ini disebut Macron bukan untuk menyenangkan suatu pihak, tetapi sebagai suatu hal yang dinilai akan menjadi langkah tepat.

Ia juga mengatakan bahwa akan memberikan imbalan berupa kebebasan bersikap terhadap beberapa Negara di Timur Tengah untuk mengakui kedaulatan Israel. Hingga saat ini, terdapat beberapa negara yang belum mengakui Israel yaitu seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Suriah, dan Yaman.

“Saya tidak melakukannya untuk menyenangkan siapa pun. Saya akan melakukannya karena pada suatu titik itu akan menjadi keputusan yang tepat,” tegas Macron.

Baca Juga: Israel Tangkap 64 Warga Palestina Termasuk Bocah Berusia 7 Tahun di Tepi Barat

Dalam kunjungan terbarunya ke Mesir, Macron mengadakan pembicaraan dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Abdullah II dari Yordania, menegaskan bahwa ia sangat menentang segala bentuk pengusiran atau aneksasi di Gaza maupun Tepi Barat yang diduduki Israel.

Menteri Negara Urusan Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian Shahin, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pengakuan oleh Prancis akan menjadi langkah ke arah yang benar, selaras dengan upaya menjaga hak-hak rakyat Palestina dan solusi dua negara.

Namun, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan bahwa pengakuan sepihak terhadap negara Palestina akan menjadi dukungan bagi Hamas.

“Pengakuan sepihak terhadap negara Palestina fiktif, oleh negara mana pun, dalam realitas yang kita semua ketahui, akan menjadi hadiah bagi teror dan dorongan bagi Hamas,” tulisnya di platform X.

Menurut Gideon Saar, tindakan semacam ini tidak akan membawa perdamaian, keamanan, maupun stabilitas yang semakin dekat, justru hanya akan menjauhkannya.

Prancis sendiri sudah lama mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, dan tetap berpegang pada sikap tersebut meskipun terjadi serangan oleh kelompok bersenjata Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

Baca Juga: Sekjen PBB Tolak Rencana Israel untuk Kendalikan Bantuan ke Gaza

Pengakuan resmi oleh Paris terhadap negara Palestina ini juga disebut akan menjadi perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Prancis dan bisa menimbulkan ketegangan dengan Israel yang menilai langkah semacam ini dari negara lain masih terlalu dini.

Hingga saat ini, Palestina telah diakui sebagai negara berdaulat oleh 147 dari 193 negara anggota PBB, di antaranya seperti Armenia, Slovenia, Irlandia, Norwegia, Spanyol, Bahama, Trinidad dan Tobago, Jamaika, serta Barbados yang baru bergabung dalam daftar tersebut tahun lalu.

Namun, meskipun dukungan internasional terhadap kenegaraan Palestina terus meningkat, beberapa negara besar Barat seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Jerman masih belum memberikan pengakuannya.

Penulis: Sekar Andini Wibisono Putri

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters, Aljazeera