Serangan Israel Tewaskan 11 Warga Palestina saat Tank Masuki Kamp Pengungsi di Gaza Tengah
INDOZONE.ID - Pada Senin, 11 November 2024, serangan udara dan darat Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 11 warga Palestina, di antaranya termasuk warga sipil dan anak-anak, ketika tank-tank Israel mulai memasuki wilayah kamp pengungsi di pusat Jalur Gaza.
Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer besar-besaran yang dilakukan Israel selama beberapa minggu terakhir, menyusul peningkatan ketegangan di wilayah tersebut.
Menurut saksi mata dan pejabat setempat, militer Israel melakukan serangan di kamp pengungsi Al-Mughazi, sebuah kawasan padat penduduk yang terletak di pusat Gaza.
Baca Juga: Ibu di Gaza: Kematian Mungkin Satu-satunya Jalan untuk Mengakhiri Derita Ini
Tank-tank Israel dikabarkan merangsek ke dalam wilayah ini, sementara pasukan darat melakukan serangan yang mengakibatkan kerusakan besar pada bangunan-bangunan di area tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa di antara korban terdapat anak-anak, wanita, dan orang lanjut usia yang tidak sempat menyelamatkan diri saat serangan terjadi.
Israel menyatakan bahwa operasi ini ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur dan kelompok-kelompok bersenjata yang dianggap sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional mereka.
"Kami menargetkan tempat-tempat yang digunakan untuk meluncurkan roket dan melakukan serangan lintas perbatasan," ungkap juru bicara militer Israel dalam pernyataannya.
Baca Juga: 5 Fakta Qatar Tunda Mediasi di Gaza, Tanda Kebuntuan Konflik?
Mereka menambahkan bahwa kamp Al-Mughazi diyakini menjadi markas beberapa anggota militan yang berperan aktif dalam serangan roket yang diluncurkan ke arah Israel dalam beberapa hari terakhir.
Namun, kelompok-kelompok HAM internasional menyoroti dampak operasi militer ini terhadap warga sipil. PBB dan beberapa negara lainnya mendesak Israel untuk menunjukkan pembatasan dan berhati-hati dalam upaya mereka menghindari jatuhnya korban sipil.
"Serangan di kawasan padat penduduk seperti kamp pengungsi Al-Mughazi meningkatkan risiko kematian di kalangan warga sipil yang sudah sangat rentan," kata juru bicara PBB untuk Palestina.
Sementara itu, respons dari Gaza juga tak kalah sengit. Kelompok militan Hamas, yang memegang kekuasaan di Gaza, menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan perlawanan terhadap serangan Israel dan menuduh Israel melanggar hukum internasional dengan melakukan serangan yang membahayakan warga sipil.
Hamas dan kelompok lainnya telah meluncurkan rentetan roket ke arah Israel sebagai pembalasan atas serangan yang terus berlangsung di Gaza.
Kampanye militer Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir, telah menyebabkan ratusan korban jiwa di kalangan warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
Fasilitas kesehatan di Gaza dilaporkan mulai kewalahan akibat meningkatnya jumlah korban luka dan minimnya pasokan medis yang memadai. Situasi ini diperburuk oleh blokade yang sudah lama diberlakukan di Jalur Gaza, yang membatasi akses bantuan kemanusiaan.
Masyarakat internasional semakin prihatin dengan kondisi kemanusiaan di Gaza. Beberapa negara dan organisasi internasional telah meminta kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghentikan kekerasan agar bisa tercapai gencatan senjata yang langgeng. Namun, hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa ketegangan akan mereda.
Konflik berkepanjangan ini menciptakan kesedihan mendalam di kedua sisi perbatasan, dan upaya untuk menemukan solusi damai masih dihadang oleh perbedaan politik yang tajam dan ketidakpercayaan yang mendalam antara kedua belah pihak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters