INDOZONE.ID - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, kembali menarik perhatian dunia dengan mengumumkan bantuan senjata baru senilai 1 miliar dolar AS, atau sekitar Rp16 triliun, untuk Israel.
Langkah ini diumumkan oleh Wall Street Journal (@WSJ) pada Rabu, 15 Mei, dan menimbulkan beragam reaksi dari berbagai pihak. Bantuan tersebut mencakup transfer amunisi tank, kendaraan taktis, dan mortir, yang keseluruhannya bernilai miliaran dolar.
Baca Juga: Warga Israel Hancurkan Dus Berisi Indomie di Jalur Gaza, Usai Blokir Akses Bantuan Kemanusiaan
Rincian Bantuan Militer
Menurut laporan yang dilansir dari Al Arabiya (@alarabiya), paket bantuan ini mencakup:
- Amunisi Tank: Senilai 700 juta dolar AS. Amunisi ini penting bagi Israel untuk memperkuat kemampuan tempur tank mereka, yang merupakan bagian vital dari angkatan bersenjata darat negara tersebut.
- Kendaraan Taktis: Bernilai 500 juta dolar AS. Kendaraan ini mencakup berbagai jenis, mulai dari kendaraan pengangkut personel hingga kendaraan lapis baja yang digunakan dalam operasi militer.
- Mortir: Senilai 60 juta dolar AS. Mortir adalah senjata yang digunakan untuk melancarkan serangan jarak jauh dan sangat efektif dalam konflik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Baca Juga: Ekstremis Israel Tutup Jalan dengan Bebatuan Untuk Cegah Masuknya Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza
Kontroversi Bantuan
Pengumuman bantuan ini datang hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat menghentikan pengiriman militer ke Israel akibat rencana serangan Israel di Rafah, Gaza.
Pemerintah AS, di bawah kepemimpinan Joe Biden, sebelumnya menolak rencana invasi tersebut karena perbedaan kepentingan strategis dan kemanusiaan.
Baca Juga: Joe Biden Ungkap Penyesalan atas Penggunaan Senjata untuk Serangan di Gaza
Reaksi Internasional
Bantuan senjata baru dari AS ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Banyak yang melihat langkah ini sebagai kontradiksi mengingat keputusan AS untuk menghentikan pengiriman militer sebelumnya. Para pengkritik menilai bahwa bantuan ini bisa memperburuk situasi di Gaza dan memperpanjang konflik yang sudah berlangsung lama.
"Kesepakatan itu akan mencakup potensi transfer amunisi tank senilai 700 juta dolar AS, kendaraan taktis senilai 500 juta, dan mortir senilai 60 juta," kata laporan tersebut, mengutip para pejabat.
Baca Juga: Serangan Israel di Rafah Tuai Kecaman, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza Dibombardir
Perspektif Pemerintah AS
Pemerintah AS berargumen bahwa bantuan ini bertujuan untuk mendukung sekutu utamanya di Timur Tengah, Israel, dalam mempertahankan diri dari ancaman eksternal. Mereka juga menekankan bahwa bantuan ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang AS terhadap keamanan Israel.
Namun, penundaan sebelumnya dalam pengiriman militer menunjukkan adanya ketegangan dalam hubungan kedua negara terkait kebijakan Israel di Gaza. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun AS mendukung Israel, ada batas-batas yang tidak ingin dilanggar oleh pemerintahan Biden.
Baca Juga: Kontroversi AS Percayakan Israel Selidiki Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza
Dampak Bantuan Senjata
Dampak di Lapangan
Bantuan senjata baru ini kemungkinan besar akan memperkuat posisi militer Israel di kawasan tersebut. Dengan tambahan amunisi tank, kendaraan taktis, dan mortir, Israel akan memiliki keunggulan lebih dalam konflik yang terjadi, baik dengan kelompok militan di Gaza maupun potensi ancaman dari negara-negara tetangga.
Dampak Politik
Secara politik, langkah ini bisa memperkuat hubungan AS-Israel, tetapi juga berpotensi menimbulkan ketegangan dengan negara-negara lain di Timur Tengah yang menentang kebijakan militer Israel. Hal ini juga bisa mempengaruhi pandangan publik internasional terhadap AS, terutama di negara-negara yang mendukung Palestina.
Dampak Kemanusiaan
Di sisi kemanusiaan, bantuan ini berpotensi memperburuk kondisi di Gaza, di mana konflik berkepanjangan telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius. Pengiriman senjata tambahan bisa berarti eskalasi kekerasan, yang pada akhirnya akan merugikan warga sipil di wilayah tersebut.
Baca Juga: DPR Amerika Setujui RUU Bantuan Keuangan Rp1.500 Triliun untuk Israel di Tengah Konflik Gaza
Keputusan Joe Biden untuk memberikan bantuan senjata baru senilai 16 Triliun kepada Israel adalah langkah yang penuh kontroversi dan berpotensi membawa dampak signifikan, baik secara militer, politik, maupun kemanusiaan.
Meskipun bertujuan untuk memperkuat sekutu utama Amerika di Timur Tengah, keputusan ini juga menghadapi kritik tajam dan menimbulkan pertanyaan tentang komitmen AS terhadap perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Kedepannya, penting bagi pemerintahan Biden untuk menyeimbangkan dukungan terhadap Israel dengan upaya diplomasi yang lebih intensif untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
Bantuan militer seperti ini harus disertai dengan inisiatif-inisiatif yang mendukung penyelesaian konflik secara damai dan berkelanjutan, agar tidak semakin memperpanjang penderitaan di kawasan yang sudah lama dilanda konflik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Arabiya