INDOZONE.ID - Presiden Joe Biden menyatakan bahwa ia akan mempertimbangkan larangan TikTok jika RUU yang mendukungnya disahkan oleh Kongres. Hal ini menjadi sorotan yang semakin intens mengingat perdebatan yang sedang berlangsung di Washington, D.C. terkait keberadaan TikTok di Amerika Serikat.
TikTok, platform media sosial yang dimiliki oleh ByteDance Tiongkok, telah menjadi pusat perhatian karena dituduh sebagai alat potensial bagi pemerintah Tiongkok untuk memata-matai warga Amerika dan mengumpulkan data pribadi mereka.
Pada malam Super Bowl bulan lalu, Joe Biden memasuki dunia TikTok dengan postingan yang disebut sebagai langkah "meta" oleh sebagian pengamat politik.
Baca Juga: Hari Raya Nyepi Bersamaan dengan Awal Ramadhan, Umat Islam di Bali Dihimbau Tarawih di Rumah
Dalam postingan pertamanya, Biden mengolok-olok teori konspirasi yang menyebutkan bahwa dia memanipulasi hasil Super Bowl demi kepentingan politiknya. Meskipun secara humoris mengemas pesannya, langkah Biden ini mencerminkan upayanya untuk mencapai pemilih muda yang sangat aktif di platform media sosial tersebut.
Namun, dukungan terhadap keberadaan TikTok di AS terus memicu perdebatan sengit di antara anggota Kongres. Anggota Komite Pemilihan DPR dari Partai Komunis Tiongkok memperkenalkan sebuah RUU yang menuntut ByteDance untuk mendivestasi TikTok atau menghadapi larangan di AS.
Langkah ini mengikuti serangkaian upaya sebelumnya yang gagal untuk menyelesaikan isu ini. Komite memberikan suara bulan ini untuk mengirim RUU tersebut ke DPR, menandai langkah signifikan dalam upaya memperketat pengawasan atas TikTok.
Baca Juga: Heli TNI hingga Fix Wing Dikerahkan Cari Pesawat Kargo yang Hilang Kontak di Kaltara
Sebagai respons terhadap perdebatan ini, CEO TikTok Shou Zi Chew membantah klaim bahwa platformnya memiliki kaitan dengan Partai Komunis Tiongkok.
Dalam pernyataan kepada CNBC, TikTok menegaskan bahwa upaya untuk mencabut hak konstitusional 170 juta orang Amerika atas kebebasan berekspresi akan memiliki dampak yang merugikan bagi banyak pihak.
Meskipun demikian, Joe Biden terus aktif di TikTok dengan akun kampanyenya yang telah mendapatkan lebih dari 222.000 pengikut dan 2,4 juta suka. Kehadiran Biden di platform ini menunjukkan upayanya untuk meraih pemilih muda yang diyakini memiliki pengaruh besar dalam pemilihan umum.
Baca Juga: KPU Rilis Laporan Dana Kampanye: Ganjar-Mahfud Tertinggi dan Anies-Muhaimin Terendah
Dengan hanya beberapa bulan menjelang pemilihan, Biden berusaha mengejar ketertinggalannya dari penantangnya dari Partai Republik, Donald Trump.
Dalam sebuah pidato kenegaraan baru-baru ini, tim kampanye Biden bahkan mengunggah klip pidato tersebut di TikTok sebagai tanda komitmen mereka terhadap platform tersebut.
Namun, langkah-langkah ini juga membawa dilema bagi Biden karena ia harus mempertimbangkan konsekuensi politik dari setiap keputusan terkait RUU TikTok yang mungkin disahkan oleh Kongres.
Baca Juga: Mengejutkan! Omzet Murtala Sekali Transaksi Narkoba Capai Ratusan Miliar
Sementara itu, TikTok mencoba memobilisasi dukungan dari penggunanya menyusul tindakan DPR. Di aplikasi tersebut, pengguna disambut dengan pesan yang mengingatkan akan rencana pelarangan TikTok oleh Kongres.
Dampak dari perdebatan ini telah memengaruhi berbagai pihak, termasuk para staf dan anggota parlemen yang dibanjiri oleh panggilan telepon, terutama dari kalangan pemuda yang aktif di platform tersebut.
Pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menegaskan bahwa pemerintah mendukung langkah-langkah untuk memastikan keamanan nasional tanpa mengorbankan kebebasan berekspresi.
Baca Juga: Dishub Kabupaten Malang Gelar Mudik Gratis untuk Menyambut Lebaran 2024
Biden sendiri telah menyatakan bahwa ia akan menandatangani RUU tersebut jika disetujui oleh Kongres, menandakan perubahan besar dalam arah kebijakan terkait TikTok di Amerika Serikat.
Kisah ini menunjukkan bagaimana perdebatan politik modern telah meluas ke dunia digital, dengan platform media sosial seperti TikTok menjadi medan yang penting dalam komunikasi politik dan mobilisasi massa.
Dengan perkembangan yang terus berlangsung, masa depan TikTok di AS dan perannya dalam politik Amerika tetap menjadi topik hangat yang patut diperhatikan.
Writer: Ananda F.L
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BBC