Senin, 12 FEBRUARI 2024 • 19:15 WIB

Abaikan Peringatan Biden untuk Lindungi Warga Sipil, Israel Tetap Serang Warga Palestina di Rafah

Author

Israel serang Rafah, kota di tepi selatan Jalur Gaza.

INDOZONE.ID - Serangkaian serangan Israel pada Senin (12/2/2024) pagi menghantam Rafah, kota di tepi selatan Jalur Gaza, yang dihuni lebih dari 1,4 juta warga Palestina untuk menghindari pertempuran di tempat lain.

Sebelumnya Israel memang telah mengisyaratkan akan adanya serangan di wilayah perbatasan Mesir yang padat penduduk.

Sementara itu, serangan ini tetap dilancarkan Tel Aviv, meski pada Minggu (11/2/2024) kemarin, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, agar tidak melakukan operasi militer di Rafah tanpa rencana yang kredibel, untuk melindungi warga sipil di sana.

Seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan, pernyataan Biden itu adalah peringatan paling tegas yang dikeluarkannya terkait konflik di Gaza.

Baca Juga: Hilang 12 Hari, Bocah Gaza 6 Tahun Hind Rajab Ditemukan Tewas Diserang Israel Usai Minta Dievakuasi

Biden yang pekan lalu menyebut respons militer Israel di Gaza 'berlebihan', juga mengupayakan langkah-langkah mendesak dan spesifik untuk memperkuat bantuan kemanusiaan di kantong konflik tersebut.

Dikutip AP News, Senin (12/2), Televisi Channel 13 Israel mengatakan percakapan antara Biden dengan Netanyahu pada hari Minggu berlangsung selama 45 menit.

Pejabat senior itu menambahkan, diskusi mengenai potensi perjanjian gencatan senjata menjadi topik pembicaraan, dan setelah berminggu-minggu melakukan diplomasi, kerangka kerja kini sudah cukup siap untuk menghasilkan kesepakatan yang bisa menghasilkan gencatan senjata. Sebagai imbalan, sisa sandera yang ditahan oleh Hamas bakal dibebaskan seluruhnya.

Meski begitu, Pejabat senior itu mengakui, bahwa masih ada ketidaksepahaman antara Hamas dengan Tel Aviv, namun dia menolak memberikan rinciannya.

Namun yang pasti, tekanan militer terhadap Hamas di kota selatan Khan Younis dalam beberapa pekan terakhir membantu mendekatkan kelompok tersebut untuk menerima kesepakatan.

Sementara itu, serangan yang dilancarkan Israel pada Senin pagi terjadi di sekitar Rumah Sakit Kuwait, di Rafah. Beberapa dari korban yang terluka karena serangan telah dibawa ke rumah sakit.

Di sisi lain, militer Israel mengatakan pihaknya menyerang 'sasaran teror di wilayah Shaboura', yang merupakan sebuah distrik di Rafah. Pernyataan militer mengatakan serangkaian serangan telah selesai, tanpa merinci target atau menilai potensi kerusakan atau korban jiwa.

Pada gilirannya, Pejabat kesehatan Palestina tidak segera memberikan informasi mengenai korban jiwa.

Stasiun televisi Hamas Al-Aqsa, sebelumnya mengutip seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya mengatakan, setiap invasi ke Rafah akan 'meledakkan' perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar.

Baca Juga: PBB Sebut Kapal Pengangkut Bantuan Makanan Untuk Gaza Milik UNRWA Ditahan Di Pelabuhan Israel

Ancaman untuk menangguhkan Perjanjian Camp David, yang merupakan landasan stabilitas regional selama hampir setengah abad, muncul setelah Netanyahu mengatakan akan pengiriman pasukan ke Rafah untuk memenangkan perang empat bulan melawan Hamas. Ia menegaskan, Hamas memiliki empat batalyon di sana.

Biden dan Netanyahu berbicara setelah dua pejabat Mesir dan seorang diplomat Barat. mengatakan Mesir mengancam akan menangguhkan perjanjian damai dengan Israel jika pasukan dikirim ke Rafah. Mesir khawatir pertempuran dapat mendorong warga Palestina ke Semenanjung Sinai, dan memaksa penutupan jalur pasokan bantuan utama Gaza.

Lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa telah mengungsi ke Rafah untuk menghindari pertempuran di wilayah lain, dan mereka ditampung di tenda-tenda dan tempat penampungan yang dikelola PBB.

Dengan adanya serangan ini, Mesir khawatir akan masuknya pengungsi Palestina dalam jumlah besar yang mungkin tidak akan kembali lagi ke negaranya.

Meski begitu, Netanyahu mengatakan kepada Fox News Sunday, bahwa ada banyak ruang di utara Rafah bagi mereka untuk pergi setelah serangan Israel di tempat lain di Gaza, dan mengatakan Israel akan memperingatkan pengungsi dengan selebaran, pengumuman melalui ponsel, koridor aman, dan lainnya.

Namun serangan tersebut telah menyebabkan kehancuran yang luas, dan hanya memiliki sedikit kapasitas untuk menampung orang.

Bagi warga Palestina, operasi darat di Rafah dapat memutus satu-satunya jalur pengiriman makanan dan pasokan medis. Juru bicara Otoritas Penyeberangan Palestina mengatakan, empat puluh empat truk bantuan memasuki Gaza pada hari Minggu dan sekitar 500 orang masuk setiap hari sebelum perang.

Writer: Putri Octavia Saragih


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: AP News