Jumat, 05 JANUARI 2024 • 07:42 WIB

ISIS Mengaku sebagai Dalang dari Bom Bunuh Diri yang Melukai 284 orang di Iran

Author

Orang-orang berkumpul di lokasi ledakan saat upacara yang diadakan untuk memperingati kematian mendiang Jenderal Iran Qassem Soleimani, di Kerman, Iran, Selasa (3/1/2024).

INDOZONE.ID - Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua serangan bom bunuh diri yang menargetkan upacara penghormatan Jenderal Garda Revolusi, Qassem Soleiman di Iran pada hari Rabu (3/1/2024).

Mereka mengklaim nama kedua penyerang itu adalah Omar al-Mowahed dan Seif-Allah al-Mujahed. Klaim tersebut mengatakan para pria tersebut melakukan serangan dengan rompi peledak.

Ledakan tersebut telah melukai 284 orang, termasuk anak-anak. Laporan media pemerintah Iran memberikan informasi tentang jarak mengenai seberapa jauh ledakan terjadi, dan menggambarkan ledakan tersebut terjadi 1,5 kilometer dan 2,7 kilometer dari makam Jenderal Soleiman.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap 27 Teroris Pendukung ISIS di 3 Lokasi, Terbanyak dari Jawa Barat!

Pemerintah Iran mengatakan para pelaku bom kemungkinan memilih lokasi tersebut karena lokasi itu berada di luar batas keamanan yang dijaga.

Rincian lebih lanjut mengenai pelaku serangan dan motif mereka belum dapat ditentukan. Namun Aaron Zelin, pakar di lembaga pemikir Washington Institute for Near East Policy, mengatakan, dia tidak akan terkejut jika serangan itu dilakukan oleh cabang ISIS yang berbasis di negara tetangga Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan, atau ISIS-K.

Sebelumnya, pada Kamis (4/1/2024), Menteri Dalam Negeri Iran, Ahmad Vahidi berbicara tentang memperkuat keamanan di perbatasannya yang rawan dengan Afghanistan dan Pakistan.

Baca Juga: Sempat Kabur, Anggota ISIS Terduga Pelaku Penyerangan Suporter Swedia Tewas Ditembak Polisi

Dia mengatakan pihak berwenang telah mengidentifikasi titik-titik prioritas yang harus diblokir di sepanjang perbatasan dengan kedua negara, yang telah lama menjadi titik akses utama bagi kelompok ISIS, penyelundup narkoba, dan migran gelap.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters, ABC News