INDOZONE.ID - Hizbullah mengatakan bahwa jarinya "sudah berada di pelatuk" ketika kelompok militan Islam di Lebanon itu merencanakan tanggapannya atas kematian pemimpin senior Hamas, Saleh Al Arouri, dalam sebuah ledakan di Beirut pada hari Selasa (2/1/2024) yang dituduhkan kepada Israel.
Pembunuhan Arouri dan dua tokoh senior Hamas lainnya di antara enam korban tewas dalam serangan drone yang dilaporkan merupakan "serangan serius terhadap Lebanon," kata kelompok itu dalam sebuah posting Selasa malam di Telegram.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, telah mengeluarkan pernyataan keras melalui televisi yang menyebut pembunuhan pemimpin Hamas Saleh Al Arouri di Lebanon sebagai sebuah pembunuhan.
Hamas menyalahkan Israel atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan Al Arouri di Beirut.
Baca Juga: Di Tengah Konflik Gaza, Israel Peringatkan Akan Serang Suriah dan Lebanon
Dalam pidatonya, Haniyeh mengatakan:
"Pembunuhan pemimpin Al-Arouri dan saudara-saudaranya oleh penjajah adalah tindakan teroris sepenuhnya, pelanggaran kedaulatan Lebanon, dan perluasan agresi. Penjajah Nazi memikul tanggung jawab atas agresi ini dan tidak akan berhasil mematahkan tekad ketahanan dan perlawanan yang gigih dari rakyat kami dan perlawanannya yang gagah berani."
Pembunuhan Saleh al-Arouri di Beirut merupakan serangan pertama dalam kampanye pembunuhan di luar negeri, yang dijanjikan oleh para pejabat Israel selama beberapa bulan.
Targetnya dipilih dengan cermat, yaitu salah satu pemimpin Hamas paling senior dan penghubung utama organisasi tersebut dengan Iran dan milisi Hizbullah yang berbasis di Lebanon. Arouri juga berpengaruh di Tepi Barat yang diduduki Israel, tempat ia dilahirkan dan di mana kekerasan meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Tega! Suami Membunuh Istri dan Memotong Tubuhnya hingga 10 Potong Lalu Ditunjukkan ke Tetangga
Beberapa pejabat Israel juga percaya bahwa pria berusia 57 tahun itu mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana untuk melancarkan serangan berdarah ke Israel sebelum serangan pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 1.100 warga Israel, terutama warga sipil.
Sementara itu, Laksamana Muda Daniel Hagari, yang berbicara kepada para wartawan pada Selasa malam, tidak secara langsung menyebutkan pembunuhan Saleh al-Arouri dalam serangan pesawat tak berawak Israel yang dilaporkan terjadi di Beirut, Lebanon. Dan sejauh ini Israel tidak mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab.
Namun, dalam apa yang dapat dilihat sebagai singgungan terhadap hal itu, dan menunjukkan bahwa peristiwa tersebut dapat meningkatkan risiko eskalasi konflik ke Timur Tengah yang lebih luas, Associated Press melaporkan bahwa Hagari mengatakan pihaknya akan tetap fokus terhadap pertempuran melawan Hamas.
"Kami fokus dan tetap fokus pada pertempuran melawan Hamas. Kami berada dalam kesiapan yang tinggi untuk skenario apapun," ucap Hagari.
Kematian Al-Arouri terjadi menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke wilayah tersebut. Bahkan ketika pemerintahan presiden Joe Biden telah mencoba untuk mencegah meluasnya konflik tersebut, dengan berulang kali memperingatkan Hizbullah dan pendukung regionalnya, Iran, agar tidak meningkatkan kekerasan, demikian laporan AP.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Guardian