Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas: Pembebasan Tawanan dan Bantuan Kemanusiaan di Tengah Konflik
INDOZONE.ID - Pemerintah Israel dan pasukan Hamas telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Kesepakatan ini disahkan oleh Kabinet Israel, setelah serangkaian pembicaraan yang diperantarai oleh Qatar dan berlangsung hingga Rabu (22/11) dini hari.
Menurut kantor Perdana Menteri, dalam gencatan senjata ini pasukan Hamas sepakat untuk membebaskan 50 tawanan dalam waktu empat hingga lima hari. Sebagai imbalan, Israel diharapkan akan melepaskan sekitar 140 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Saat ini, diyakini ada sekitar 237 tawanan, termasuk warga negara Israel dan beberapa negara lainnya yang ditahan di Gaza.
Detail kesepakatan belum diumumkan secara resmi, tetapi kesepakatan diperkirakan juga mencakup izin untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Selain itu, menurut portal berita Israel Haaretz, kesepakatan juga termasuk mengirim tim Palang Merah kepada tawanan yang belum dibebaskan, pengiriman pasokan obat-obatan ke Gaza, hingga enam rumah sakit di Israel yang siap menerima tawanan yang dibebaskan.
"Pemerintah Israel berkewajiban untuk mengembalikan semua tawanan ke rumah. Pemerintah Israel, IDF dan layanan keamanan akan melanjutkan perang, setelah mengembalikan semua tawanan ke rumah, menyelesaikan eliminasi Hamas dan memastikan tidak ada ancaman baru terhadap Israel dari Gaza,” begitulah kiranya pernyataan pemerintah Israel terkait gencatan senjata ini, dikutip Al Jazeera, Rabu (22/11).
Baca Juga: Gara-gara Gempur Palestina Habis-habisan, Israel Kini Berada di Ambang Kebangkrutan
Pada periode ini, ratusan truk bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis dan bahan bakar, akan diizinkan masuk ke Gaza. Drone di selatan Gaza akan berhenti selama empat hari. Mereka akan berhenti di bagian utara selama enam jam per hari, antara pukul 10 pagi dan 4 sore waktu setempat. Kemudian, kebebasan bergerak akan dijamin di sepanjang Jalan Salah al-Deen.
“Selama periode gencatan senjata, Israel berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza,” kata perwakilan Hamas.
Meskipun gencatan senjata hanya berlangsung sementara, namun ini akan membawa kelegaan bagi seluruh warga Palestina. Analis politik senior Al Jazeera Marwan Bishara berharap, selama masa jeda ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi pasien di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, serta anak-anak yang hanya ingin tidur tanpa adanya ancaman bombardir.
Baca Juga: Joe Biden: Penduduk Israel di Gaza Adalah Kesalahan Besar!
"Dan jelas pembebasan tawanan (Palestina) yang ditahan secara paksa di penjara Israel selama bertahun-tahun ... itu juga disambut baik. Dan menurut saya, pengiriman truk-truk obat dan bahan bakar juga disambut baik, karena kelaparan pada suatu populasi adalah definisi dari genosida,” kata Bishara.
Sementara itu, kesepakatan ini terjadi di tengah tekanan yang terus berlanjut terhadap Perdana Menteri Israel Netanyahu dari masyarakat Israel, khususnya dari keluarga-keluarga tawanan yang menjadi korban serangan di wilayah yang terkena dampak. Netanyahu, sambil mengakui tanggungjawabnya untuk mengembalikan para tawanan kepada keluarga mereka menegaskan, perang melawan Gaza akan terus berlanjut.
Israel tidak akan berhenti sampai mencapai tujuan perangnya, yakni membasmi seluruh pasukan Hamas dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators