Ilustrasi ketegangan di Timur Tengah imbas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
INDOZONE.ID - Amerika Serikat mendesak negara-negara lain melalui saluran diplomatik, untuk menyampaikan kepada Iran bahwa peningkatan ketegangan di Timur Tengah bukanlah kepentingan mereka.
Hal itu disampaikan oleh pejabat Amerika Serikat, termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Presiden Joe Biden, dan Wakil Presiden Kamala Harris, pejabat Iran dan sekutu regionalnya.
Pesan itu disampaikan pada Senin (5/8/2024) waktu setempat, Washington DC, AS, dengan komunikasi diplomatik ke Iran dan negara-negara lain di Timur Tengah.
AS berusaha meredakan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, yang memicu ancaman balasan terhadap Israel.
AS ingin mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat menyebabkan lebih banyak konflik dan kekerasan.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyatakan bahwa AS sedang melakukan diplomasi intensif untuk menenangkan ketegangan.
Blinken mendesak semua pihak untuk menahan diri dari eskalasi dan mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan.
AS berkomunikasi dengan negara-negara sekutu, termasuk Qatar dan Mesir, untuk menyampaikan pesan kepada Iran.
Baca Juga: Iran dan Sekutu Akan Bertemu untuk Bahas Retaliasi Terhadap Israel
Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, menerima pengarahan dari tim keamanan nasional mereka mengenai situasi di Timur Tengah dan ancaman dari Iran dan sekutunya terhadap Israel dan personel AS.
Upaya diplomatik AS juga termasuk mendesak kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.
AS berupaya keras untuk memastikan bahwa Iran memahami bahwa eskalasi tidak akan menguntungkan siapapun dan hanya akan menyebabkan lebih banyak konflik dan kekerasan.
Pembunuhan Ismail Haniyeh dan komandan senior Hezbollah Fuad Shukr oleh serangan Israel telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters