INDOZONE.ID - Presiden AS Joe Biden umumkan rencana gencatan senjata baru untuk Gaza, dengan harapan mencapai kesepakatan permanen antara Israel dan Hamas.
Rencana tersebut mencakup pembebasan sandera, aliran besar bantuan kemanusiaan, serta proses multi-tahap untuk mengakhiri kekerasan serta penarikan militer Israel.
Biden yakin proposal baru yang ia buat akan menghasilkan gencatan senjata permanen di Gaza, pembebasan semua sandera dan juga penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah tersebut jika pihak Hamas setuju.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa konflik yang terjadi saat ini harus segera dihentikan dan menganggap bahwa Hamas tidak bisa lagi melakukan serangan seperti yang terjadi pada 7 Oktober lalu.
Rencana yang diumumkan merupakan lanjutan dari proposal sebelumnya yang gagal di meja perundingan. Rencana tersebut dimulai dengan gencatan senjata yang dilakukan selama enam minggu disertai pengembalian sandera, termasuk pengembalian warga Palestina yang ditahan Israel, penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk di Gaza, serta dibukanya akses enam ratus truk bantuan kemanusiaan setiap hari ke Gaza.
Baca Juga: Joe Biden Sebut Israel Telah Tawarkan 3 Proposal Gencatan Senjata di Gaza
Tahap kedua akan dilakukan setelah gencatan senjata awal dimulai. Pada tahap ini juga termasuk penghentian permanen aktivitas peperangan, dengan disertai penarikan penuh militer Israel dari Gaza dan juga pembebasan sandera yang tersisa.
Tahap terakhir dari proposal yang diumumkan Biden adalah rekonstruksi Gaza dalam rentang waktu 3 - 5 tahun yang mana dalam prosesnya didanai secara internasional. Dalam tahap ini juga rencananya akan dilakukan pembentukan pemerintahan Palestina non-Hamas.
Baik Israel maupun Hamas, keduanya memberikan tanggapan awal yang positif, akan tetapi implementasi dari proposal Biden dinilai masih memerlukan negosiasi lebih lanjut. Walaupun demikian, Biden menekankan bahwa langkah ini merupakan langkah awal yang penting menuju perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut serta menilai kesepakatan tersebut merupakan tawaran terbaik yang bisa diberikan.
AS yang memiliki posisi penting sebagai pendukung utama pihak Israel dinilai sedang berada di bawah tekanan internasional yang semakin besar untuk mengakhiri serangan Israel yang telah menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina di Gaza. Tekanan tersebut termasuk kritik domestik yang dilayankan atas kebijakan dukungan Biden terhadap Israel.
Penyerangan militer Israel terhadap tenda pengungsi di Rafah, wilayah Gaza bagian selatan telah menimbulkan kecaman luas dari komunitas internasional. Serangan tersebut memperburuk situasi kemanusiaan yang rapuh di Gaza dan memicu reaksi tegas dari beberapa negara dunia, termasuk Irlandia, Norwegia, dan Spanyol.
Irlandia, Norwegia, dan Spanyol bersama sejumlah negara lain di dunia telah mengecam keras dan mendesak agar segala kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina segera diakhiri. Dukungan tersebut semakin memperjelas tekanan dunia yang dihadapi Israel dan juga AS.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Washington Post