INDOZONE.ID - India melakukan deportasi terhadap sejumlah pengungsi Myanmar yang mencari perlindungan, pasca kudeta militer tahun 2021, pada Kamis (2/5/2024).
Menteri Luar Negeri India menyebutkan bahwa proses ini mengalami kendala, karena pertempuran antara pasukan pemberontak Myanmar dan pemerintah Junta.
Setelah kudeta, ribuan warga sipil serta ratusan tentara Myanmar memasuki India yang memicu kekhawatiran di New Delhi.
Negara tersebut kini merencanakan pembatasan perbatasan dengan Myanmar ,serta menghentikan kebijakan bebas visa.
Baca Juga: Kebakaran dan Pencemaran: Tantangan Lingkungan untuk India
Dikutip dari Reuters, negara bagian perbatasan Manipur telah melakukan deportasi terhadap 38 pengungsi pada Kamis, dengan rencana memulangkan 77 orang lainnya.
Keputusan ini diambil karena Manipur mengalami kekerasan hinggamenewaskan ratusan orang sejak bentrokan etnis yang terjadi pada Mei tahun lalu.
"Kami telah menyelesaikan tahap pertama deportasi imigran ilegal dari Myanmar tanpa diskriminasi. Pemerintah terus mengidentifikasi imigran ilegal," kata Ketua Menteri Manipur, N. Biren Singh, dalam sebuah postingan di media sosial.
Baca Juga: India Memang Agak Laen, Pornografi Anak Tidak Masuk Tindak Pidana
Meskipun India belum menandatangani Konvensi Pengungsi PBB tahun 1951 dan belum memiliki undang-undang yang melindungi pengungsi, Modi telah mengumumkan dimulainya deportasi pada bulan Maret. Namun, upaya tersebut terhambat oleh situasi keamanan di Myanmar.
Perdana Menteri Narendra Modi, yang tengah mencari masa jabatan ketiga berturut-turut dalam pemilu nasional, menyalahkan masuknya pengungsi sebagai penyebab kekerasan di Manipur.
Langkah deportasi ini diyakini sebagai upaya awal India untuk mengamankan perbatasannya dengan lebih ketat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters