Dokter AS berhasil cangkok ginjal babi hasil modifikasi ke pasien hidup
INDOZONE.ID - Dokter bedah AS berhasil mencangkok ginjal babi yang telah dimodifikasi secara genetik terhadap pasien hidup manusia untuk yang pertama kalinya dalam sejarah.
"Harapan kami adalah penemuan transplantasi ini akan memberikan harapan hidup bagi jutaan di seluruh dunia yang menderita gagal ginjal," ujar tim bedah operasi ginjal ini, Dr. Tatsuo Kawai.
Melansir dari South China Morning Post, operasi cangkok ginjal ini dilakukan selama empat jam pada Sabtu (16/3/2024) di sebuah rumah sakit umum di Massachusetts.
Baca Juga: Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia, Bolehkah dalam Islam?
Menurut keterangan rumah sakit, ginjal babi yang dicangkokan ke dalam tubuh manusia telah diubah secara genetik untuk menghilangkan gen berbahaya dan menambahkan gen manusia tertentu.
Pasien cangkok babi ini diketahui seorang pria dari Weymouth, Massachusetts bernama Richard Slayman. Dirinya menderita diabetes tipe 2 serta hipertensi.
Sebelumnya, Slayman sempat menjalani transplantasi ginjal pada 2018 dari donor manusia namun gagal lima tahun kemudian. Kini Slayman dilaporkan telah pulih dengan baik dan diperkirakan akan segera dipulangkan.
Baca Juga: POPULER: Polda Metro Mutasi Bang Jack-Ambarita & Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia
Kekurangan organ donor kini tengah menjadi permasalahan serius di berbagai belahan dunia. Bahkan rumah sakit di Boston melaporkan ada lebih 1.400 pasien dalam daftar tunggu transplantasi ginjal.
"Prosedur ini menandai tonggak utama dalam upaya menyediakan organ yang lebih mudah tersedia bagi pasien," kata perwakilan rumah sakit.
Baca Juga: Mengejutkan, Untuk Pertama Kali Ginjal Babi Bisa Ditranplantasikan ke Tubuh Manusia
Sebelumnya, cangkok ginjal juga pernah dilakukan terhadap pasien mati otak dan sempat bertaham kurang dari dua bulan. Kali ini, dokter AS berhasil mencoba mentransplantasikan ginjal babi ke pasien hidup untuk pertama kalinya.
Penulis: Gina Nurulfadilah
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: South China Morning Post