INDOZONE.ID - Putin saat ini telah dicurigai sebagai dalang kematian aktivis politik Alexei Navalny, yang juga pemimpin opisisi di koloni hukuman Arktik dan kemajuan Rusia melawan Ukraina.
Vladimir Putin seolah sedang mempertimbangkan fase baru agresi global. Pada saat kematiannya, aktivis itu juga merupakan seorang yang antikorupsi dan kritikus Putin yang menjalani beberapa hukuman atas tuduhan yang menurut para pendukungnya direkayasa.
Para pemimpin Barat menyalahkan dan menuduh Putih sebagai biang keladi kematian Alexei Navalny, yang pernah selamat dari keracunan racun saraf Rusia yang fatal pada tahun 2020.
Baca Juga: Di Tempat Gelap dan Tak Memadai, Warga Gaza Tetap Lakukan Salat Tarawih Perdana
Dikutip dari The Harvard Gazette, pendukung Navalny menjelaskan pada hari Kamis, pihak berwenang Rusia telah mengeluarkan sertifikat kematian yang menyatakan Putin meninggal karena kematian ilmiah.
Kematian Navalny terjadi ketika Rusia telah meraih kemenangan di Ukraina untuk merebut kota Avdiivka, kemajuan terbesarnya selama 8 bulan.
Namun, untuk sampai sekarang bahwa belum diketahui pasti apakah Putin telah memberikan perintah langsung untuk membunuh Alexei Navalny pada 16 Februari 2024.
Hanya saja sebelumnya, ia memang tidak ingin aktif lagi di kancah dunia perpolitikan dan telah dibekukan di lingkaran Arktik untuk mencegah terlibatnya dalam kampanye politik.
Baca Juga: Sosok R.A Yashinta Sekarwangi Mega, Putri Politisi PDIP Aria Bima Masuk Bursa Bakal Calon Wali Kota
Adapun pemilihan Presiden di Rusia akan diadakan pada 17 – 19 Maret 2024. Putin ingin Navalny dibunuh pada bulan sebelum diadakan pemilu. Kremlin berusaha mengatur hal ini semaksimal mungkin.
Bahkan, kalau ia dibunuh dengan racun saraf atau sejenisnya, kita tidak tau bahwa itu adalah keputusan Putin atau bukan, misalnya aktor tingkat rendah yang merasa bahwa dia memberi bantuan kepada Putin.
Ada hal yang diinginkan Navalny waktu itu sebelum dijemput ajalnya. Ia ingin warga Rusia bisa keluar dari negara itu pada 17 Maret 2024 pada saat hari pemungutan suara, untuk menunjukkan ketidaksukaan terhadap fakta bahwa pemilu palsu yang otoriter.
Baca Juga: Houthi Lancarkan Serangan Drone Besar-besaran di Laut Merah
Jika ada banyak orang yang keluar pada siang hari dan membanjiri tempat pemungutan suara itu pertanda bahwa Navalny dan istrinya, Yulia Navalnaya akan memiliki kekuatan untuk menganggu terjalannya politik di Rusia walaupun tidak ada di sana.
Beberapa pengamatan Putin melihat kejadian ini sebagai tanda bahwa dirinya yakin akan menghilangkan Ukraina.
Ada juga yang berpendapat bahwa hal ini menunjukkan bahwa Navalny masih memiliki kekuasan yang besar, bahkan di dalam penjara, dan bahwa Putin memandangnya sebagai ancaman, terutama mengingat ketidakpuasan terhadap perang di Rusia.
Writer: Ananda F.L
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Harvard.edu