Massa menyampaikan tuntutan gencatan senjata atas genosida Israel di Gaza Palestina.
INDOZONE.ID - Kelompok Hamas menyatakan pada Selasa (6/2/2024) bahwa mereka telah menyampaikan tanggapan terhadap usulan kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan Amerika Serikat, dan meyakini kesepakatan itu mungkin terjadi.
Rincian tanggapan Hamas tidak segera diungkapkan, namun Qatar yang membantu memediasi usulan yang disampaikan kepada Hamas pekan lalu, dan juga akan melibatkan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza, mengatakan jawaban tersebut membuat Doha optimis.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam tur singkatnya di Timur Tengah, mengatakan Washington sedang meninjau tanggapan Hamas. Dia mengaku akan mendiskusikannya dengan para pejabat Israel ketika dia mengunjungi negara itu pada hari Rabu.
“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, namun kami tetap percaya bahwa kesepakatan itu mungkin terjadi, dan memang penting,” katanya pada konferensi pers di Doha bersama Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dikutip Rabu (7/2/2024).
Baca Juga: Inggris Janji Akan Akui Negara Palestina Secara Resmi Jika Israel-Hamas Lakukan Gencatan Senjata
Setelah Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya telah menyampaikan tanggapannya terhadap proposal gencatan senjata, Sheikh Mohammed mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tanggapan positif, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Kesepakatan yang diusulkan, yang dibuat lebih dari seminggu yang lalu oleh kepala mata-mata AS dan Israel pada pertemuan dengan Mesir dan Qatar, akan menjamin pembebasan sisa sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza dengan imbalan jeda panjang pertempuran.
Pengunjuk rasa memperlihatkan poster dalam aksi protes menuntu gencatan senjata atas genosida Israel di Gaza Palestina.
Hamas telah mengatakan sebelumnya, bahwa kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang secara pasti. Sedangkan Israel menyatakan tidak akan menghentikan perang secara permanen sampai Hamas hancur.
Sumber-sumber yang dekat dengan perundingan mengatakan gencatan senjata akan berlangsung setidaknya selama 40 hari, di mana kelompok Hamas akan membebaskan warga sipil yang mereka sandera.
Baca Juga: Hamas Terima Proposal Tawaran Gencatan Senjata Serta Pembebasan Sandera
Tahap selanjutnya akan menyusul, yaitu penyerahan tentara dan mayat sandera, sebagai imbalan atas pembebasan warga Palestina yang dipenjarakan di Israel.
Satu-satunya gencatan senjata sejauh ini terjadi pada bulan November tahun lalu. Awalnya disepakati hanya selama empat hari dan diperpanjang hingga berlangsung selama seminggu.
Saat itu, Hamas membebaskan 110 sandera dan ditukar dengan 240 tahanan Palestina di penjara Israel.
Israel memulai serangan militernya di Gaza setelah Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang di Israel selatan pada 7 Oktober.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 27.585 warga Palestina dipastikan tewas dalam operasi militer Israel dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters