Kategori Berita
Media Network
Selasa, 06 FEBRUARI 2024 • 13:00 WIB

Imbas Konflik Sudan, Satu Anak Meninggal Setiap Dua Jam di Kamp Pengungsian Akibat Alami Gizi Buruk Parah

Kondisi warga di salah satu daerah di Sudan

INDOZONE.ID - Perang yang berkecamuk di Sudan sejak pertengahan April 2023 lalu, menyebabkan runtuhnya layanan kemanusiaan.

Sebuah badan amal medis menyebut, setidaknya satu anak meninggal setiap dua jam di kamp pengungsian di negara bagian Darfur Utara, Sudan.

Sebelum masa perang terjadi, sistem kesehatan di negara bagian Darfur Utara didukung oleh badan-badan PBB. Namun, bantuan tersebut kini terhenti.

"Bantuan ini tiba-tiba terhenti," bunyi laporan yang diterbitkan oleh Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF), Senin (5/2/2024).

Kepala tanggap darurat MSF di Sudan, Claire Nicolet mengatakan bahwa situasi di kamp Zamzam adalah bencana.

Kamp Zamzam adalah salah satu kamp pengungsi terbesar dan tertua di negara di Sudan, yang hanya mempunyai satu penyedia layanan kesehatan yang beroperasi yaitu MSF.

Baca Juga: Konflik Sudan: Banyak Mayat Warga Sipil Berserakan Membusuk di Tepi Jalan, Dikhawatirkan Picu Penyakit

MSF memperkirakan ada sekitar 13 anak yang meninggal setiap hari. Anak-anak yang mengidap gizi buruk parah, berisiko meninggal dalam beberapa minggu jika tidak mendapatkan pengobatan.

Sayangnya kata Nicolet, banyak yang tidak bisa berobat ke fasilitas kesehatan.

Warga Sudan melarikan diri dari konflik di Murnei di wilayah Darfur, Sudan

Perang yang terjadi sejak sembilan bulan yang lalu itu menyebabkan sekitar 10,7 juta orang meninggalkan rumah mereka.

Sementara itu kata badan-badan PBB, ada 17,7 juta orang yang kini mengalami kelaparan akut.

Baca Juga: Sudan Dilanda Konflik, Presiden Jokowi Evakuasi 969 WNI: 936 Sudah Dipulangkan

Persediaan yang diperlukan untuk menjaga fasilitas kesehatan tetap berjalan termasuk gaji staf, persediaan alat, obat-obatan, bahan bakar untuk generator, air dan sebagainya sangat terbatas.

Perang menyebabkan masyarakat tidak dapat merawat tanaman mereka, sehingga panen yang seharusnya dilakukan pada bulan akhir tahun, gagal.

Padahal, bulan Januari merupakan bulan di mana persediaan makanan terisi penuh setelah panen pada bulan Desember.

Faktor lain selain perang adalah curah hujan lebih rendah dari biasanya, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di wilayah tersebut.

 

Writer: Putri Surya Ningsih


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Aje.io

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Imbas Konflik Sudan, Satu Anak Meninggal Setiap Dua Jam di Kamp Pengungsian Akibat Alami Gizi Buruk Parah

Link berhasil disalin!