INDOZONE.ID - Hari Minggu (14/1/2024) menjadi hari ke-100 perang di Gaza, usai serangan mendadak yang diluncurkan pasukan militan Hamas kepada Israel, pada 7 Oktober 2023.
Sampai hari ini, setidaknya 23.469 warga Palestina telah tewas dan 59.604 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Selain itu, eskalasi konflik ini juga menyebabkan sekitar 1,9 juta warga sipil kehilangan tempat tinggal. Sementara dari pihak Israel, perang ini telah menewaskan sedikitnya 1.332 orang dan 12.415 orang terluka.
Jika ditilik kembali, memanasnya lagi konflik antara Israel dan Palestina ini disebabkan oleh serangan mendadak pasukan Hamas ke Tel Aviv pada 7 Oktober.
Melansir Sputnik Globe, Minggu (14/1), Hamas meluncurkan operasi yang disebut Banjir Al-Aqsa, untuk menyelesaikan masalah yang telah lama diperdebatkan mengenai kendali atas wilayah Palestina.
Baca Juga: Republik Chechnya Bangun Perumahan untuk Pengungsi Gaza, Bekali Tiap Keluarga Rp17 Juta
Sebagai balasan, Tel Aviv mengumumkan Operasi Pedang Besi, dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mulai menggempur Gaza dengan serangan udara balasan yang masih terus berlanjut hingga hari ini.
Alih-alih usai, perang ini diperkirakan akan meluas hingga ke Yaman. Ini karena sejak akhir tahun 2024, pasukan Houthi Yaman, yang diduga didukung Iran, memutuskan untuk membantu pasukan Hamas melawan mundur Israel di Gaza dan Laut Merah.
Menukil Al-Jazeera, pasukan Houthi di Yaman mengatakan bahwa membela Palestina adalah kewajiban agama dan moral, bahkan ketika Amerika Serikat dan Inggris menargetkan kelompok tersebut karena serangannya terhadap kapal-kapal yang menuju Israel di Laut Merah.
Sementara itu, Israel juga telah melakukan serangan besar-besaran di berbagai kota di Tepi Barat yang diduduki, seperti al-Mazra’a al-Gharbiya, barat laut Ramallah; Biddya, sebelah barat Salfit; dan Nablus. Dalam serangan ini, Israel juga mengerahkan buldoser di Jenin, di Tepi Barat.
Memperingati hari ke-100 meletusnya lagi perang di Gaza, komunitas pro-Palestina mengadakan aksi protes, di berbagai daerah di seluruh dunia, dengan jumlah demonstran terbesar yang pernah ada di ibu kota AS, Washington DC.
Baca Juga: Israel Bantah Tuduhan Genosida di Gaza pada Sidang Pengadilan Internasional (ICJ)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Sputnik Globe