Houthi Yaman di kapal kargo Galaxy Leader
INDOZONE.ID - Ketua kelompok Houthi Yaman, Abdel Malik al-Houthi menyebut kelompoknya bakal serang balik serangan Amerika lebih ganas.
"Setiap serangan Amerika akan ada balasan. Responsnya akan lebih besar daripada serangan yang dilakukan dengan 20 drone dan sejumlah rudal," kata Abdel Malik dalam siaran pidato di televisi.
Melansir laporan Al Jazeera, pernyataan ini mengacu pada serangan Amerika dan Inggris pada Rabu (10/1/20240 kemarin. Serangan balik Houthi disebut serangan paling parah yang pernah terjadi pada kapal asing.
Baca Juga: Houthi Yaman Blokir Laut Merah, Pendapatan Terusan Suez Mesir Turun 40%
Dengan tegas kelompok Houthi akan terus menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel.
"Kami terus bertekad untuk menargetkan serangan kepada kapal-kapal yang berhubungan dengan Israel dan kami tidak akan mundur dari itu," sambungnya.
Houthi diketahui telah menyerang sejumlah kapal-kapal komersial yang mereka nilai memiliki hubungan dengan Israel atau menuju Israel. Houthi juga menyerang kapal yang tergabung dengan koalisi buatan Amerika di Laut Merah. Mereka menembakkan rudal balistik dan magarahkan dorne bersenjata terhadap kapal perang Amerika dan Inggris.
Sementara itu Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi menuntut Houthi Yaman agar segera akhiri penyerangan di Laut Merah. PBB juga menyerukan bebaskan kapal Galaxy Leader beserta krunya yang kini disita oleh kelompok tersebut.
Baca Juga: Ketua Houthi Yaman Sebut Resolusi PBB Terkait Konflik di Laut Merah Hanya 'Permainan Politik'
Aksi penyerangan di Laut Merah ini dilakukan sebagai upaya penekanan Amerika dan Israel agar melakukan gencatan senjata serta membebaskan Gaza dari segala bentuk penyerangan.
Aksi dukungan lainnya juga dilakukan di Irak dan Suriah. Pasukan Amerika dilaporkan banyak diserang oleh pasukan pendukung Hamas lainnya sebagai gerakan ancaman atas agresi militer Israel di Gaza.
Penulis: Gina Nurulfadilah
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera