Kategori Berita
Media Network
Kamis, 11 JANUARI 2024 • 15:05 WIB

Ditolak Mentah-mentah! UEA Ogah Diminta Netanyahu Bayari Gaji Warga Palestina di Israel

Presiden Uni Emirat Arab Syekh Mohammed bin Zayed (MBZ).
INDOZONE.ID - Presiden Uni Emirat Arab Syekh Mohammed bin Zayed (MBZ) menolak permintaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, untuk membayar tunjangan ‘pengangguran’ kepada pekerja Palestina dari Tepi Barat yang bekerja di Israel. Hal ini diungkap oleh salah seorang pejabat Israel kepada portal berita Axios.

Alih-alih menyanggupi permintaan tersebut, MBZ justru berseloroh dan menyarankan Netanyahu untuk meminta uang kepada Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy.

“Minta uang kepada Zelensky,” kata sumber tersebut, dikutip Axios, Kamis (11/1).

Penolakan MBZ ini menggarisbawahi posisi banyak negara Arab yang mengatakan mereka tidak akan menanggung biaya untuk mempertahankan status quo di Tepi Barat dan Gaza setelah perang.

“Gagasan bahwa negara-negara Arab akan datang untuk membangun kembali dan membayar tagihan atas apa yang terjadi saat ini hanyalah angan-angan saja,” kata seorang pejabat Emirat kepada Axios.

Kini, setelah serangan Hamas, pemerintah Israel menutup wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel karena alasan keamanan. Artinya, lebih dari 100.000 warga Palestina di daerah tersebut yang bekerja di Israel tidak bisa memasuki wilayah Israel.

Baca Juga: Serangan Israel Bikin Jurnalis asal Palestina Ini Kehilangan Hampir Seluruh Keluarganya

Memburuknya perekonomian Palestina dan meningkatnya pengangguran akibat perang telah meningkatkan kekhawatiran di kalangan lembaga keamanan Israel dan pemerintahan Biden bahwa kondisi seperti itu dapat menyebabkan peningkatan kekerasan di Tepi Barat.

Sementara kabinet ekonomi Israel, yang dipimpin oleh Menteri Keuangan ultranasionalis Bezalel Smotrich, menolak usulan Kementerian Pertahanan Israel untuk mengizinkan sejumlah pekerja Palestina masuk ke Israel.

Meskipun ada tekanan dari Pasukan Pertahanan Israel dan badan keamanan Shin Bet, Netanyahu memilih untuk tidak mengajukan masalah ini ke kabinet keamanan setelah Smotrich dan menteri sayap kanan radikal lainnya mengancam akan mengundurkan diri. Dalam upaya untuk menemukan solusi terhadap masalah ini tanpa harus berkonfrontasi dengan anggota koalisinya, Netanyahu mencoba membuat negara lain membayar pekerja Palestina.

Netanyahu beralih ke MBZ beberapa minggu yang lalu dan secara luas meminta bantuan sehubungan dengan Palestina, kata pejabat dan sumber Israel yang mengetahui masalah tersebut. MBZ mengatakan dia siap membantu, tapi ketika Netanyahu secara khusus bertanya apakah UEA bersedia membayar pekerja Palestina, presiden Emirat itu terkejut.

Menurut sumber tersebut, MBZ tidak percaya perdana menteri Israel mengira dia bersedia membayar untuk masalah yang timbul karena keputusan Israel yang tidak mengizinkan para pekerja masuk.

Adapun alasan MBZ menyarankan Netanyahu untuk meminta uang ke Zelensky ialah karena Ukraina mendapat banyak uang dari banyak negara, jadi mungkin dia bisa membantunya.

Baca Juga: Warga Inggris Bikin Petisi 'Pulangkan' Dubes Israel Usai Minta Warga Gaza untuk Diusir ke Afrika

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel dan Kedutaan Besar Emirat di Washington menolak memberikan komentar terkait hal ini. Netanyahu secara terbuka dan pribadi mengatakan dia tidak akan membiarkan Otoritas Palestina memiliki peran apa pun di Gaza setelah perang, dan dia telah menolak gagasan negara Palestina.

Sebaliknya, Netanyahu dan para pembantunya menyarankan agar pemerintah mengurusi urusan sipil Gaza, sementara IDF mempertahankan kendali keamanan. Mereka juga ingin UEA, Arab Saudi, dan negara-negara Arab lainnya, bertanggung jawab untuk membangun kembali Gaza setelah perang.

Namun UEA secara terbuka mengatakan pihaknya tidak akan membiayai pembangunan kembali Gaza, kecuali kedua negara sepakat untuk berdamai. Membangun kembali Gaza akan menjadi upaya besar, sebab pengeboman Israel telah menyebabkan kehancuran massal dan diperkirakan setidaknya setengah juta warga Palestina di daerah kantong tersebut tidak akan memiliki rumah untuk kembali ketika perang berakhir.

“Pesannya akan sangat jelas: Kita perlu melihat rencana solusi dua negara yang layak, sebuah peta jalan yang serius sebelum kita membicarakan hal berikutnya dan membangun kembali infrastruktur Gaza,” kata Duta Besar Emirat untuk PBB Lana Nusseibeh, kepada Wall Street Journal, Desember lalu.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Axios

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Ditolak Mentah-mentah! UEA Ogah Diminta Netanyahu Bayari Gaji Warga Palestina di Israel

Link berhasil disalin!