INDOZONE.ID - Richard Peeperkorn, perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan pada hari Selasa bahwa setiap 10 menit, secara rata-rata, satu anak kehilangan nyawanya di wilayah Gaza.
"Setiap 10 menit, kita menyaksikan satu anak kehilangan nyawanya di Gaza. Saya meyakini bahwa kita mendekati fase paling kelam dalam sejarah kemanusiaan," ujar Richard Peeperkorn dalam konferensi pers PBB di Jenewa, seperti yang dilansir oleh Anadolu.
Ia juga mengungkapkan bahwa lebih dari 60 persen dari total jumlah korban yang meninggal di Gaza terdiri dari perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Pengungsi Rohingya di Indonesia: Tantangan Kemanusiaan yang Memerlukan Solusi Bersama
"Kita membicarakan hampir 16.000 korban tewas, dengan lebih dari 60 persennya merupakan perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 42.000 orang mengalami luka-luka," ungkapnya.
Karena itu, dia mendukung wacana untuk menjalankan gencatan senjata di Gaza.
"Diperlukan upaya gencatan senjata yang berlangsung secara berkelanjutan," tegasnya.
Baca Juga: Akhirnya Kesampaian Bertemu Langsung dengan Ganjar Pranowo, Radit Gusti Bahagia Betul
UNICEF melalui juru bicaranya yaitu James Elder juga memperingatkan bahwa situasi di Gaza semakin memburuk bagi anak-anak. Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyatakan keprihatinan terhadap peningkatan kekerasan di Gaza Selatan sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat lalu.
"Secara tidak pasti, kondisi ini semakin parah bagi anak-anak dan ibu," ungkapnya.
UNICEF menyatakan bahwa upaya bersama dari semua pihak diperlukan untuk menghentikan serangan Israel di Gaza.
Baca Juga: Dicecar 29 Pertanyaan, Apa Saja yang Ditanyakan Penyidik ke Firli Bahuri?
"Suara Anda memiliki dampak besar. Kita harus yakin bahwa kita dapat berperan dalam menghentikan perang yang menimpa anak-anak. Menjadi diam berarti kita terlibat," jelasnya, sebagaimana dikutip dari Anadolu.
Sebelumnya, Elder mengungkapkan bahwa serangan di Gaza Selatan merupakan bentuk pemboman terparah sejak Israel melancarkan serangan terhadap wilayah yang terkepung itu pada 7 Oktober.
Dari penjelasan tersebut kita masyarakat dunia harus bersuara, diam kita berarti mendukung Israel. Semakin diam, semakin banyak nyawa melayang. Menyuarakan dukungan kita terhadap kemerdekaan palestina melalui media social akan terasa dampaknya pelan tapi pasti.
Writer: Ananda Fachreza Lubis
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Anadolu Agency