Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan untuk membantu pemerintah Libya yang dilanda banjir dahsyat dan pemerintah Maroko yang diguncang gempa magnitudo 6,8.
INDOZONE.ID - Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan pada korban bencana banjir bandang yang melanda kawasan Libya. Hal yang sama akan dilakukan pada Maroko yang diguncang gempa beberapa waktu lalu.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal, pihak KBRI Tripoli saat ini masih melakukan komunikasi resmi dengan pemerintah Libya.
"Kalau sudah ada permintaan, pasti kita berikan bantuan," kata Iqbal di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Menurutnya, Indonesia selama ini juga selalu memberikan bantuan pada negara-negara yang tengah dilanda bencana. Karena itu, Iqbal menyebut Indonesia memiliki komitmen kuat dalam membantu masalah kemanusiaan.
Baca Juga: Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kebakaran Hutan di Yunani
"Indonesia punya tradisi, selalu termasuk negara pertama yang membantu saudara-saudara, sahabat kita," sambung Iqbal.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah Maroko belum membuka diri untuk menerima bantuan asing, kecuali dari beberapa negara yang secara khusus telah diminta.
Adapun proses komunikasi pemerintah Indonesia melalui KBRI Tripoli, dengan pemerintah Libya, masih terus dilakukan.
Menurut Iqbal, sejauh ini belum ada laporan ihwal Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban bencana di Libya dan Maroko.
Hanya saja, mengingat lokasi banjir di Libya bagian timur yang cukup jauh dari ibu kota Tripoli, pemerintah mengakui kesulitan ada tidaknya WNI yang menjadi korban.
Terlebih, Libya yang masih menghadapi konflik politik dengan adanya dua pemerintahan yang bersaing, satu di Tripoli dan satu lainnya di Tobruk, yang semakin menyulitkan penanganan bencana.
Baca Juga: Mahasiswi WNI Tewas Dibunuh di Jepang, Polri Sebut Pelakunya Sudah Ditangkap
"Karena itu kita belum bisa memastikan 100 persen (ada tidaknya korban WNI) karena masalah politik dan geografis. Ini kan wilayah banjirnya lebih dekat ke Benghazi, memang jauh dari Tripoli," kata Iqbal.
Tercatat 282 WNI berada di Libya dan sekitar 500 WNI ada di Maroko.
Sebelumnya, wilayah Maroko diguncang gempa bumi bermagnitudo 6,8 pada 8 September 2023 lalu.
Sementara itu, Libya diterjang banjir bandang pada Minggu, 10 September 2023 lalu. Banjir dahsyat itu menewaskan sedikitnya 6.000 korban dan menyebabkan ribuan orang hilang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: