INDOZONE.ID - Tragedi petir di Angkor Wat merenggut nyawa tiga orang dan melukai beberapa lainnya pada Jumat sore, 16 Mei 2025.
Peristiwa memilukan ini terjadi ketika para korban sedang berteduh di sekitar bangunan utama kompleks Candi Angkor Wat, situs warisan dunia UNESCO yang menjadi ikon pariwisata Kamboja.
Menurut informasi yang beredar, petir tewaskan 3 orang di Candi Angkor Wat saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Beberapa orang yang berada di lokasi menyaksikan langsung momen mengerikan saat kilatan petir menyambar tiba-tiba.
Kawasan Angkor Wat dilanda petir dengan intensitas tinggi pada sore itu, menyebabkan kepanikan di antara para wisatawan dan warga setempat.
Rekaman video yang diunggah ke media sosial menunjukkan dua ambulans datang ke tempat kejadian.
Beberapa korban terlihat digotong ke kendaraan medis, sementara yang lain dibantu berjalan kaki ke tempat aman. Foto-foto lain menunjukkan para korban luka sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi yang dirilis pemerintah. Namun, seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya membenarkan kepada kantor berita Associated Press bahwa tiga tewas tersambar petir di Angkor Wat Kamboja, semuanya adalah warga lokal.
Berita petir tewaskan wisatawan di Angkor Wat langsung menyebar luas di media sosial dan menuai perhatian publik.
Namun, Menteri Pariwisata Kamboja, Hout Hak, justru meminta masyarakat untuk menghapus unggahan terkait, dengan alasan informasi negatif tersebut bisa berdampak buruk terhadap sektor pariwisata nasional.
Palang Merah Kamboja dalam pernyataannya menyebut bahwa mereka telah menyalurkan bantuan kepada keluarga dua korban, masing-masing seorang pria berusia 34 tahun dan seorang wanita berusia 52 tahun.
Namun, mereka menolak memberikan keterangan lebih lanjut saat dihubungi via telepon.
Angkor Wat, yang dikenal sebagai situs arkeologi penting dan ikon dalam bendera Kamboja, menarik sekitar 2,5 juta pengunjung tiap tahun.
Pemerintah pun terus mengembangkan kawasan ini, termasuk membangun bandara baru senilai 1,1 miliar dolar AS di Siem Reap dengan dukungan dana dari Tiongkok.
Namun di sisi lain, proyek relokasi terhadap sekitar 10.000 keluarga yang tinggal di sekitar kawasan candi menuai kontroversi.
Meski pemerintah menyatakan relokasi dilakukan secara sukarela, berbagai lembaga hak asasi manusia, termasuk Amnesty International dan UNESCO, mempertanyakan kejelasan proses tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Nypost.com