Jumat, 18 APRIL 2025 • 19:56 WIB

Negosiasi Indonesia dan AS Tunjukkan Sinyal Positif, Bakal Rampung dalam 60 Hari!

Author

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

INDOZONE.ID - Negosiasi Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terkait tarif impor resiprokal menunjukkan sinyal positif.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, usai tim negosiasi Indonesia bertemu dengan beberapa pihak terkait di AS, Jumat (18/4/2025).

Perlu diketahui, sejumlah pihak terkait yang ditemui, adalah lah Secretary of Commerce/Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, US Trade Representative (USTR)/Wakil Dagang AS Jamieson Greer, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

Sementara itu, tim negosiasi Indonesia akan bertemu dengan Menteri Keuangan Scott Bessent direncanakan berlangsung pada pekan depan.

"Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari," ucap Airlangga dalam konferensi pers bertajuk "Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat" di Washington DC, AS, dikutip dari ANTARA, Jumat (18/4/2025).

Baca Juga: Strategi Presiden Prabowo Hadapi Tarif Impor AS: TKDN Dipermudah hingga Kuota Impor Dihapus 

Beberapa hal pun telah disepakati dalam pertemuan tersebut, seperti kerangka acuan dan cakupan pembahasan, yang meliputi kemitraan perdagangan dan investasi, kemitraan mineral kritis, serta kemitraan terkait reliabilitas atau ketangguhan rantai pasok.

Diharapkan Airlangga, hasil pertemuan itu dapat ditindaklanjuti menjadi perjanjian yang akan disetujui oleh kedua negara.

"Kami berharap dalam 60 hari, kerangka tersebut bisa ditindaklanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat," kata Airlangga.

"Jadi, pemerintah Indonesia secara aktif mengakses pejabat yang terkait di Amerika Serikat," ucap Airlangga.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dan Menlu Amerika Serikat, Marco Rubio, telah lebih dulu bertemu pada Rabu 16 April 2025, waktu setempat.

Pertemuan bilateral itu membahas komitmen untuk menguatkan kemitraan strategis kedua negara, berbagai prioritas dan program Astacita Presiden Prabowo Subianto, serta sejumlah inisiatif RI untuk memudahkan investasi.

Perlu diketahui, negosiasi ini merupakan respons Indonesia terhadap tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS, Donald Trump, pada 2 April 2025.

Indonesia dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen, sementara negara-negara ASEAN lainnya, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Thailand 36 persen, dan Vietnam 46 persen.

Meski begitu, pada 9 April 2025, Trump mengumumkan jeda tarif resiprokal selama 90 hari untuk sebagian besar negara, termasuk Indonesia. Akan tetapi, China tidak mendapatkan jeda tersebut.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Antara