INDOZONE.ID - Lebih dari 300 orang dan organisasi telah masuk dalam daftar nominasi Nobel Perdamaian tahun ini, menurut pernyataan dari penyelenggara pada Rabu, 5 Maret 2025.
Beberapa politisi bahkan mengklaim telah mencalonkan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk penghargaan bergengsi tersebut.
Sesuai dengan aturan Nobel, identitas para kandidat akan dirahasiakan selama 50 tahun.
Baca Juga: Kelompok Penyintas Bom Atom Jepang Nihon Hidankyo Memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian
Namun, pihak yang berhak mengajukan nominasi termasuk mantan pemenang Nobel, anggota parlemen, menteri kabinet dari berbagai negara, serta sejumlah profesor universitas diperbolehkan untuk mengungkap nama yang mereka usulkan.
Pada tahun ini, jumlah nominasi mencapai 338, terdiri dari 244 individu dan 94 organisasi, menurut data dari Institut Nobel Norwegia.
Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 286 nominasi, meskipun masih di bawah rekor tertinggi 376 nominasi pada tahun 2016.
Salah satu nominasi yang menarik perhatian datang dari anggota Kongres AS, Darrell Issa. Dalam sebuah unggahan di platform X pada Senin (3/3/2025) lalu, ia mengumumkan, dirinya mengajukan nama Trump untuk Nobel Perdamaian.
“Tak ada yang lebih pantas menerimanya,” tulisnya.
Menurut laporan media AS, nominasi tersebut didasarkan pada kebijakan Trump terkait Timur Tengah.
Meskipun pengajuan Issa dilakukan setelah batas waktu penyerahan nominasi, Trump sebelumnya telah dicalonkan oleh anggota parlemen Ukraina, Oleksandr Merezhko, pada November lalu.
Baca Juga: Peraih Nobel Perdamaian Uskup Desmond Tutu Wafat pada Usia 90 Tahun
Langkah itu disebut sebagai upaya untuk menarik perhatian mantan presiden AS tersebut.
Sebenarnya, Trump sudah beberapa kali masuk dalam daftar kandidat Nobel Perdamaian di tahun-tahun sebelumnya.
Namun, pencalonannya kali ini menjadi sorotan karena beberapa kebijakan kontroversialnya.
Ia membuka dialog dengan Rusia terkait perang di Ukraina, serta mengusik para sekutu Eropa dengan perubahan arah kebijakan luar negerinya.
Selain itu, usulannya untuk mengambil alih Jalur Gaza dan merelokasi 2,4 juta penduduk Palestina, juga menuai kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia.
Di luar Trump, nominasi Nobel Perdamaian tahun ini juga menarik perhatian publik karena adanya nama Gisele Pelicot, seorang perempuan asal Prancis.
Pada Januari lalu, ribuan orang di Inggris menandatangani petisi yang mendukung pencalonannya.
Pelicot mendapat apresiasi luas atas keberaniannya dalam menyuarakan keadilan selama persidangan mantan suaminya, yang terbukti bersalah karena membiarkan orang asing memperkosanya saat ia dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Tahun lalu, Nobel Perdamaian diberikan kepada kelompok penyintas bom atom Jepang, Nihon Hidankyo, yang telah lama berjuang untuk melarang penggunaan senjata nuklir.
Dengan begitu banyak kandidat yang menarik perhatian, siapa yang akhirnya akan membawa pulang penghargaan bergengsi ini?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com