INDOZONE.ID - Seorang bocah perempuan berusia 7 tahun diduga jadi korban pelecehan di dalam lingkungan sekolah yang berlokasi di wilayah Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Ayah korban yaitu YS (31) menjelaskan, pelecehan itu bermula ketika anaknya menjadi korban perundungan oleh temannya sendiri pada bulan September lalu.
YS lalu mendatangi sekolah anaknya untuk mengkroscek secara langsung. Di sana, ia melihat perundungan yang dialami anaknya dan merekam kejadian tersebut.
"(Anak saya) ditendang, dipukul, ditonjok, itu yang melakukan adalah teman-teman seusia dia dan saya juga memiliki videonya, yang mana saya meliput (merekam) sendiri video itu," kata YS kepada wartawan dikutip, Selasa (10/12/2024).
Usai menelusuri kejadian itu, YS lantas meminta anaknya untuk bercerita lebih jauh.
Usut punya usut, putrinya tersebut ternyata bercerita bahwa telah menjadi korban pelecehan seksual. Aksi pelecehan itu bahkan terjadi dilakukan di lingkungan sekolah.
"Anak saya menceritakan ke saya adanya peristiwa pelecehan dengan cara tertentu di bagian fisik yang menurut saya tidak elok orang dewasa memegang," jelas dia.
Baca Juga: Penyiar Terkenal Australia, Alan Jones, Ditangkap Kasus Dugaan Pelecehan Seksual 8 Pria
YS menjelaskan, terduga pelaku bukan merupakan pengajar di sekolah tersebut. Namun, terduga pelaku kerap berada di lingkungan sekolah.
Anak terduga pelaku merupakan salah satu pengajar di sekolah tersebut.
"Terduga pelaku ini bukan tenaga pengajar atau guru, tapi dia aktif ada di lingkungan sekolah. Ya, karena ada kaitan-kaitan mulai dari anaknya si terduga pelaku ini juga mengajar di sekolah tersebut," ucap YS.
Akibat kejadian itu, sambung YS, anaknya tidak lagi bersekolah sejak bulan September 2024.
"Untuk kondisinya yang jelas, secara pendidikan sekarang ini sudah mendekati 3 bulan, tanggal 23 Desember (nanti), dia genap 3 bulan tidak bersekolah," katanya.
YS mengaku sudah mencoba meminta kepada pihak sekolah untuk mengeluarkan surat pindah sekolah. Namun, pihak sekolah disebut tidak mengindahkan permintaan YS.
"Jadi pihak sekolah sudah menyatakan secara tertulis, tidak akan mengeluarkan surat pindah untuk anak saya. Dengan alasan pihak sekolah tidak terima, karena saya membuat alasan pindah adalah sekolah tidak ramah anak, dan anak kami korban bully," ungkapnya.
Usai peristiwa yang dialami anaknya, YS mengaku telah melapor ke polisi. Laporan itu juga teregister dengan nomor: LP/B/1808/X/2024/SPKT/POLRES METRO BEKASI KOTA/POLDA METRO JAYA pada Jumat (11/10/2024).
"Kalau untuk harapan ke depan, pertama pasti adalah surat pindah. Surat pindah tanpa saya harus dipaksa dengan embel-embel, seperti keinginan sekolah, saya harus berdamai dahulu. Itu saya tolak. Artinya karena proses hukum berjalan," jelasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung