Kamis, 28 NOVEMBER 2024 • 17:01 WIB

KPU DIY Sebut Partisipan Pemilih Pilkada 2024 di DIY Menurun Dibanding Pemilu 2024, Penyebabnya Tiga Hal Ini

Author

Konferensi pers KPU DIY, pada Kamis (28/11/2024)

INDOZONE.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat jumlah partisipan pilkada DIY 2024 mencapai 70 persen. Ini berdasarkan tingkat partisipasi merupakan jumlah kehadiran dibandingkan jumlah daftar pemilih tetap.

"Laporan sementara ya, partisipasi pemilih rata-ratanya mencapai 70 persen. Tapi ini sebuah sebuah capaian yang kita syukuri, karena Pilkada berbeda dengan pemilu nasional, ada 5 surat suara. Faktor pendorong kehadiran dalam pemilu lain. Pilkada hanya 1 surat suara," ucap Ketua KPU DIY, Ahmad Shidqi, Kamis (28/11/2024).

Shidqi menambahkan, angka partisipasi pemilih yang paling tinggi yakni ada di kabupaten Bantul.

"Tapi angka partisipasi pemilih, baru dapat dipastikan setelah selesainya tahapan rekapitulasi di tingkat kabupaten. Saat rekapitulasi ini masih di tingkat kecamatan," ujar Shidqi.

Kendati demikian, KPU DIY mencatat, dibandingkan Pilkada 2017, Pilkada 2020, dan Pemilu 2024 angka tersebut dinilainya turun.

Pada Pilkada 2017 di Kota Yogyakarta dan Kulonprogo, partisipasi pemilih di wilayah kedua itu mencapai 77 persen dan 80 persen. Sementara pada tahun Pilkada 2020, tepatnya yang digelar di Sleman, Bantul, saat itu, tingkat partisipasi di tiga wilayah tersebut rata-rata mencapai 80 persen.

Data ini disampaikan Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU DIY, Sri Surani.

Baca Juga: KPU DIY Paparkan 14 Paslon Bupati dan Walikota Yogyakarta Siap Ramaikan Kontestasi Pilkada 2024, Ini Dia Daftarnya

"Di Pilkada 2017 ada Kota Yogyakarta dan Kulon Progo tingkat partisipasinya diangka 77 persen, Kulon Progo diangka 80 persen. Kemudian di 2020 ada Gunungkidul, Sleman, Bantul diangka 80 lebih persen," ungkap disapa Rani tersebut.

"Prediksi kami pada Pilkada 2024 diangka 70 persen, tapi memang di bawah 80 persen, ini tentu partisipasinya menurun," sambung Rani.

Adapun alasan turunnya tingkat partisipasi pemilih di DIY terhadap gelaran Pilkada 2024, lanjut Rani, salah satunya karena Pilkada yang terakhir kali digelar pada tahun 2020, berbarengan dengan merebaknya pandemi Covid-19.

"Ketika situasi Covid berarti hampir seluruh pemilih itu ada di rumah. Tapi saat itu juga, ada fenomena kenaikan signifikan partisipasi di Gunungkidul meningkat 10 persen ternyata masyarakat datang ke TPS karena ingin 'ditembak' (mengecek suhu tubuh) itu suatu realitas di lapangan," ungkap Rani.

Penyebab terjadi penurunan partisipan Pilkada 2024 berikutnya yaitu, meski banyak orang yang ber-KTP di Kota Yogyakarta, namun tidak semua pada hari H ada di kota. Ini berbeda saat pemilu nasional yang dimungkinkan orang di luar bisa menggunakan hak pilih di Yogyakarta.

"Di Pilkada ini ada banyak yang dengan KTP setempat, sementara faktor lapangan bahwa orang yang ber-KTP Yogyakarta misalnya, tidak semua hari H ada di kota. Dan itu jumlahnya banyak. Sehingga itu salah satu penyebab partisipasi di tahun ini menurun," katanya.

Baca Juga: KPU DIY Klaim Pelaksanaan Pilkada Sesuai Jadwal yang Telah ditetapkan, Tapi...

Tidak hanya itu, ada beberapa hal lain yang membuat turunnya partisipasi Pilkada 2024 yakni, masyarakat kini lebih cermat mengetahui track record pasangan calon (paslon) hanya melihat dari layar handphone saja.

"Hari ini kita tahu betul bahwa dengan semakin arus informasi yang semakin masif, tentu masyarakat sudah cermat dengan menggunakan hak pilih, mereka bisa melihat seperti apa track record dari masing-masing paslon," ujar Surani.

Meski demikian, KPU DIY menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang sudah berpartisipasi dan hadir ke TPS pada Rabu (27/11/2024) kemarin, yang telah memberikan suaranya di TPS.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung