INDOZONE.ID - Penculikan massal oleh kelompok ekstremis di timur laut Nigeria telah menimbulkan kekhawatiran besar, dengan lebih dari 100 orang dilaporkan hilang, termasuk perempuan dan anak-anak dari kamp-kamp pengungsian.
Pemimpin milisi antiekstremis menyalahkan kelompok pemberontak Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP) atas serangan pekan lalu di negara bagian Borno, pusat pemberontakan yang telah menyebabkan lebih dari 40.000 orang tewas dan dua juta orang mengungsi sejak 2009.
Rincian mengenai serangan di pedesaan Ngala masih belum jelas, dengan beberapa pejabat memberikan keterangan yang bertentangan. Meskipun demikian, kantor berita AFP melaporkan bahwa lebih dari 200 orang dari kamp-kamp pengungsi telah diculik oleh para penyerang bersenjata.
Baca Juga: Pelabuhan Darurat: AS Siap Bangun Jalur Pengiriman Bantuan ke Gaza
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyatakan bahwa para penyerang membawa perempuan-perempuan tersebut ketika mereka sedang keluar mencari kayu bakar.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk keras laporan penculikan pengungsi dalam negeri (IDP), banyak dari mereka adalah perempuan, anak laki-laki, dan anak perempuan," kata OCHA.
OCHA mengungkapkan bahwa meskipun jumlah pasti orang yang diculik masih belum diketahui, perkiraan awal dari para pemimpin masyarakat menunjukkan lebih dari 200 orang hilang.
Baca Juga: Enam Warga Sri Lanka Ditikam hingga Tewas di Ibu Kota Kanada, Apa Motif sang Pelaku?
Angka tersebut masih dalam proses verifikasi melalui penghitungan di empat kamp pengungsian yang menampung hampir 104.000 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Ali Bukar, petugas di Unit Penerangan Pemerintah Daerah Ngala, mengkonfirmasi bahwa keluarga-keluarga telah melaporkan 113 orang hilang, sementara pemimpin milisi antiekstremis, Shehu Mada, mengungkapkan bahwa perempuan dari kamp-kamp pengungsian dikepung oleh pemberontak ISWAP.
Penculikan massal merupakan masalah besar di Nigeria, yang juga sedang menghadapi tantangan lain seperti milisi kriminal di wilayah barat laut dan kekerasan antar-komunitas di negara-negara bagian tengah.
Baca Juga: Faktor Cuaca, Tim SAR Hentikan Proses Pencarian Pesawat di Kaltara
Meskipun presiden baru, Bola Ahmed Tinubu, berjanji untuk mengatasi ketidakamanan di Nigeria, para kritikus tetap meragukan kemampuan pemerintah untuk mengendalikan situasi keamanan yang semakin memburuk.
Writer: Ananda Fachreza Lubis
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: AFP