Senin, 26 FEBRUARI 2024 • 12:40 WIB

Tragedi di Ponpes Mojo, Santri Diduga Tewas Akibat Dianiaya Senior

Author

Ilustrasi Jenazah. (FREEPIK)

INDOZONE.ID - Sebuah tragedi mencekam terjadi di Pondok Pesantren di Dusun Mayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Seorang santri berinisial BB asal Banyuwangi, diduga tewas akibat dianiaya oleh seniornya di pondok pesantren tersebut.

Berdasarkan info yang diunggah akun X @Pai_C1, pihak keluarga korban sempat marah ketika menerima kepulangan jenazah. Sebab, terdapat sejumlah luka di tubuh BB, yang diduga menjadi penyebab kematiannya.

“Mirisnya pondok pesantren tidak melaporkan kejadian tsb ke kepolisian. Kasus ini sekarang sudah ditangani aparat kepolisian, semoga ada keadilan buat korban,” tulis akun X @Pai_C1, dikutip Senin (26/2).

Dinukil dari akun Instagram @frix.id, Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, telah mengonfirmasi peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (23/2) siang. Meski begitu, jenazah santri langsung dipulangkan ke rumahnya di Banyuwangi, tanpa dilakukan laporan ke Polres Kediri Kota.

Baca Juga: Kekerasan Dalam Pacaran Kembali Terulang, Seorang Perempuan Dianiaya Pacar saat Bekerja!

"Berdasarkan laporan yang kami terima, kita masih berkoordinasi dengan Polres Banyuwangi untuk melakukan penyelidikan terhadap dugaan kasus penganiayaan ini," ungkap Bramastyo pada Minggu (25/2).

Pihak kepolisian mengetahui insiden tragis ini setelah keluarga korban melaporkannya secara resmi ke Polres Banyuwangi. Dilanjutkan dengan koordinasi tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah hukum Polres Kediri Kota.

Meski demikian, Bramastyo belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kasus penganiayaan tersebut. Belum ada laporan resmi yang diterima dari pondok pesantren terkait insiden tersebut.

"Kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak terkait. Semoga kasus ini dapat diusut tuntas dan adanya keadilan bagi korban," tutur Bramastyo.

Namun, hal yang menjadi dugaan kuat pihak berwajib, pelaku adalah anak di bawah umur. Fakta ini pun membuat warganet geram.

Tidak hanya itu, kejahatan yang kian banyak dilakukan anak-anak di bawah umur belakangan, membuat masyarakat menilai pentingnya hukuman keras bagi para pelaku. Sebab, pembunuhan adalah tindak kejahatan berat yang tidak semestinya bisa dilakukan oleh anak-anak.

Baca Juga: Jual Konten Asusila di Bawah Umur via Medsos, Pemuda 18 Tahun di Jatim Ditangkap Polisi

“What.... Anak" di bawah umur lagiii?? Kalo masih ANAK-ANAK aja udh pada MAHIR MEMBUNUH, bgmna nanti kalo mereka dewasa' pada jadi Genk kriminal kalee yakk (kartel). *Mungkin kah ini penyebab dari rendahnya n lemahnya hukum di Indonesia terkait kasus2 seperti bullying di sekolah/ponpes hingga menghilangkan nyawa, predator sex, pelecehan dll,” tulis pemilik akun @julie_in***.

“Pelaku dibawah umur tapi kelakuan diatas umur, dimasukin pesantren tu biar jadi manusia yg beradab atau jadi pembunuh?” komentar @arnief***.

“Sudah saatnya, kita sbg muslim, berani mengkritik/kritis beberapa pondok pesantren yg ada di Indonesia, terkait masalah2 selama ini yg bersangkutan dgn pondok pesantren,” ujar @trt_f***.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Instagram/@frix.id, X/@Pai_C1