Bursa saham pun menguat, menandai optimisme investor terhadap perang dagang AS-China yang kini mulai mereda dengan pemangkasan tarif sementara.
Di sisi lain, pemerintah China tetap berhati-hati dalam menyampaikan pesan. Dalam pertemuan dengan para pemimpin Amerika Latin di Beijing, Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa tidak ada pemenang dalam perang dagang.
Ia menegaskan bahwa China tetap menjadi mitra dagang yang stabil dan mendukung globalisasi.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, juga menyampaikan kritik terhadap pihak yang dianggap mengedepankan kekuatan dalam menyelesaikan masalah internasional yang menjadi sebuah sindiran halus terhadap kebijakan dagang Amerika.
Meski pemangkasan tarif ini disambut positif, sejumlah isu sensitif masih menyisakan ketegangan. Salah satunya adalah tarif tambahan dari pihak AS sebesar 20 persen, yang berkaitan dengan ekspor bahan kimia dari China untuk produksi fentanyl.
Amerika menuding China membiarkan perdagangan zat tersebut tanpa pengawasan, tuduhan yang dibantah oleh Beijing.
Pemerintah China bahkan memperingatkan AS agar berhenti menyalahkan pihaknya dan tidak terus-menerus mencari kambing hitam atas krisis yang terjadi di dalam negeri.
Analis juga mengingatkan bahwa masa berlaku 90 hari dari kesepakatan tarif AS-China terbaru ini menambah ketidakpastian baru di tengah iklim perdagangan global yang belum stabil.
“Penurunan tarif lebih lanjut akan sulit dilakukan, dan risiko terjadinya eskalasi ulang tetap tinggi,” kata Yue Su, Ekonom dari The Economist Intelligence Unit.
Dampaknya, perusahaan-perusahaan AS yang bergantung pada manufaktur dari China harus tetap waspada.
Di sisi lain, pemerintah China mengakui bahwa perekonomiannya juga terdampak oleh ketidakpastian yang ditimbulkan perang dagang, terutama di tengah krisis properti dan konsumsi masyarakat yang melambat.
“Baik China maupun AS sudah menanggung beban ekonomi yang berat akibat ketegangan dagang ini, meski keduanya masih bisa bertahan lebih lama,” ujar Dylan Loh, dosen dari Universitas Teknologi Nanyang di Singapura.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Nypost.com