Pakai Visa Kerja, 36 Jemaah Calon Haji Langsung Dicegat di Bandara Soetta

Ilustrasi calon jemaah haji di Bandara Soetta.

INDOZONE.ID - Sebanyak puluhan calon jemaah haji yang hendak melakukan perjalanan via Bandara Soekarno Hatta (Soetta) dicegah. Mereka dicegah lantaran menggunakan visa untuk bekerja di luar negeri.

Hal tersebut dibenarkan langsung oleh Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno Hatta, Kompol Yandri Mono. Dia mengatakan, puluhan orang tersebut dicegah lantaran tidak sesuai prosedural.

"Petugas mencegah keberangkatan puluhan penumpang ini karena diduga akan melaksanakan ibadah haji, namun menggunakan Visa Work atau Amil," kata Kompol Yandri kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).

"Modusnya sama, menggunakan penerbangan transit," sambungnya.

Baca Juga: Bupati Subandi Berangkatkan Jamaah Haji Kloter 11 Asal Sidoarjo, Total 376 Orang

Tercatat, setidaknya ada sebanyak 36 calon jemaah haji yang dicegah dan diamankan. Ke-36 orang yang terdiri dari 34 orang calon jamaah dan dua orang lainnya adalah pemimpin dan pendamping yang merupakan penumpang Srilanka Airlines UL 356 tujuan Jakarta - Colombo dan Riyadh.

Mereka dijadwalkan akan bertolak ke Tanah Suci dari Bandara Soekarno Hatta pada Senin, 5 Mei 2025 sekitar pukul 15.00 kemarin.

Keberangkatan mereka pada akhirnya digagalkan setelah petugas Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pemeriksaan dokumen dan curiga jika mereka adalah rombongan haji non prosedural.

Puluhan rombongan haji non prosedural ini berasal dari berbagai daerah misalnya Tegal, Brebes, Lampung, Bengkulu, Palembang, Makasar, Medan dan Jakarta dengan rentang usia 35 tahun sampai 72 tahun.

Mereka juga telah membayar sebesar Rp 139 juta hingga Rp 175 juta kepada pemimpin dan pendamping rombongan itu berinisial IA dan NF.

"IA dan NF yang memfasilitasi keberangkatan rombongan ini tidak menginformasikan ke para calon jemaah bahwa Visa yang akan di gunakan adalah visa kerja," kata Yandri.

Kepada polisi IA dan NF mengaku sudah berhasil memberangkatkan rombongan pada tahun lalu. Keberhasilan kedua pelaku ini tersebar dari mulut ke mulut hingga banyak orang yang mendaftar ke mereka melalui sebuah perusahaan..

"Tapi perusahaan itu bergerak di bidang event organizer bukan biro travel," ucap Yandri.