Medannya berat, hutannya lebat, cuacanya sering berubah drastis. Belum lagi, ada potensi gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), kelompok yang saat itu sedang diburu oleh Iptu Tomi sebelum ia menghilang.
Brigjen Gatot memberi pesan tegas kepada seluruh personel, tetap waspada, jangan lengah.
“Meski ini operasi kemanusiaan, kita tetap di daerah rawan. Jangan pernah remehkan situasi,” katanya.
Apel Operasi gabungan bertajuk Alpha Bravo Moskona 2025.
Lebih dari sekadar pencarian, Operasi Alpha Bravo Moskona jadi simbol bahwa negara tidak tinggal diam.
Bahwa satu orang yang hilang tetap punya nilai. Bahwa seorang aparat tidak akan dilupakan, apalagi saat ia hilang dalam tugas.
“Operasi ini menyampaikan pesan bahwa negara hadir dan bertanggung jawab,” ucap Brigjen Gatot.
Dan mungkin, bagi keluarga Iptu Tomi, kabar ini adalah secercah harapan. Bahwa masih ada yang mencari. Masih ada yang peduli.
Apel gelar pasukan digelar pada 18 April di Lapangan Tokubetsu Keisatsutai, Manokwari. Dari situ, ratusan personel bergerak masuk ke dalam hutan.
Tak ada yang tahu bagaimana akhir dari kisah ini. Tapi satu hal pasti, mereka tidak akan berhenti sebelum menemukan titik terang.
“Negara hadir untuk Iptu Tomi. Kami berdoa dan berusaha maksimal agar dia bisa kembali ke pelukan keluarga,” kata salah satu anggota tim SAR yang enggan disebutkan namanya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara