INDOZONE.ID - Kota Yogyakarta terancam tumpukan sampah karena terjadinya lonjakan volume selama bulan Ramadan, apalagi Kota Yogyakarta memiliki keterbatasan lahan untuk bisa menampung sampah.
Prediksi adanya peningkatan volume sampah ini bersumber dari aktivitas di tempat ibadah seperti masjid yang sepanjang Ramadan biasanya aktif menggelar rangkaian kegiatan.
Mulai dari shalat wajib berjamaah, shalat tarawih, program itikaf, hingga buka puasa bersama dan penyediaan ribuan takjil bagi masyarakat.
Antusiasme masyarakat untuk beribadah dan berbuka puasa di area masjid tak bisa dipungkiri berimplikasi pada timbulan sampah yang akhirnya menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat adanya peningkatan timbulan sampah sebesar 20% di bulan Ramadan.
Menyikapi hal itu, Kepala Kemenag Kota Yogyakarta, Nadhif menghimbau kepada pengelola tempat ibadah agar bijak dalam menyikapi pengelolaan sampah, dimulai dari persiapan panitia masjid bagaimana hingga dalam menyajikan makanan dan minuman berbuka puasa disarankan yang ramah terhadap lingkungan.
"Kita himbau kepada pengelola masjid itu untuk menyiapkan sajian buka maupun sahurnya ya dimulai dari piringnya sampai kemudian gelasnya yang ramah lingkungan. Pastinya disana juga sudah ada inventarisnya seperti piring. Jadi buat tempat makannya tidak harus kardusan. Saya rasa ini bagian dari cara bijak mengelola sampah dan memaknai buka bersama yang harapan kita tidak menunjukkan persoalan baru," katanya saat jumpa pers, pada Kamis (27/2/2025).
Selain itu, ia ingin pengelola masjid sudah memiliki tempat pengelolaan sampah secara mandiri. Ia mencontohkan bisa melalui program biopori.
"Di beberapa masjid itu pernah ada program biopori yang itu diletakkan disekitar masjid-masjid. Langkah ini harapannya sampah-sampah liar tersebut kemungkinan bisa kita selesaikan di internal tempat ibadah," ujarnya.
Nadhif kembali mengingatkan, apabila langkah-langkah tersebut tidak dilakukan dengan bijak berpotensi menimbulkan sampah yang berlebihan salah satunya sampah plastik.
"Harapan kita sekali lagi, jangan sampai kemudian tempat-tempat ibadah ini justru berubah menjadi kegiatan Ramadan yang berdampak terhadap lingkungan kurang baik. Penggunaan plastik dan kardus itu harus kita minimalisir," tegasnya.
Dalam mengedukasi kepada pengelola tempat ibadah, pihaknya bekerja-sama dengan OPD terkait termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung