Seorang warga yang mengikuti perkembangan kasus ini mengaku kecewa dengan adanya dugaan keterlibatan aparat penegak hukum dalam melindungi jaringan narkoba.
“Kami sebagai masyarakat sangat kecewa. Bagaimana mau bersih daerah ini dari narkoba kalau aparatnya sendiri bermain? Ini seperti membiarkan generasi muda rusak,” ujarnya, warga Kecamatan Tempe.
Diamnya Polres Wajo justru memunculkan kecurigaan lebih besar di kalangan masyarakat.
LSM Anti Narkoba Sulawesi Selatan meminta agar Polda Sulsel turun tangan untuk mengambil alih penyelidikan guna memastikan penanganan kasus ini berjalan transparan.
“Ini sudah menyangkut nama baik institusi kepolisian. Kami harap Kapolda Sulsel segera turun tangan dan membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan suap ini. Jika benar ada aliran ratusan juta, itu bukti bahwa jaringan narkoba di sini sudah sangat kuat,” tegas, Ketua LSM Bersih Narkoba (Bernar).
Kasus SC alias Bambong dan dugaan suap perwira F ini telah menciptakan kegelisahan di tengah masyarakat Kabupaten Wajo.
Mereka berharap Kapolda Sulsel bergerak cepat untuk membongkar seluruh jaringan yang bermain, termasuk menyeret oknum aparat yang terbukti menerima suap.
Hingga artikel ini diterbitkan, kasus dugaan suap dengan nominal ratusan juta yang menyeret perwira F masih menjadi misteri.
Semua mata kini tertuju pada Polda Sulsel untuk membuktikan bahwa hukum benar-benar bisa ditegakkan tanpa pandang bulu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung