Ilustrasi perusahaan terancam bangkrut.
INDOZONE.ID - Bisnis itu nggak ada yang pasti. Banyak perusahaan besar yang dulu pernah jaya di Indonesia, akhirnya harus gulung tikar karena berbagai alasan.
Persaingan yang makin sengit, ekonomi yang nggak stabil, dan utang yang numpuk, jadi penyebab utama mereka bangkrut.
Padahal, dulu mereka sempat jadi pemimpin pasar, bahkan punya pengaruh hingga ke luar negeri. Tapi ya, masalah-masalah itu akhirnya bikin mereka nggak bisa bertahan.
Hal ini jadi pengingat kalau sukses masa lalu nggak cukup untuk menjaga kelangsungan bisnis.
Sebuah bisnis harus bisa adaptasi dengan perubahan. Nah, ini dia beberapa perusahaan yang akhirnya bangkrut di Indonesia dan alasan kenapa mereka jatuh.
Sritex, yang dulu jadi pemimpin tekstil di Indonesia, akhirnya nggak bisa bertahan setelah tumpukan utang yang gede.
Pandemi dan persaingan global bikin mereka makin terpuruk. Pada 2024, pengadilan memutuskan Sritex pailit dengan utang sekitar Rp 25 triliun.
Baca Juga: PT Sritex Dinyatakan Pailit, Wamen Kemenkeu Bilang Begini
Banyak utang ke bank, salah satunya Bank BCA, sekitar Rp 1,1 triliun, menjadi salah satu penyebab jatuhnya Sritex.
Investree, platform pinjaman online yang sempat besar, akhirnya tutup setelah izin usahanya dicabut OJK.
Banyak kredit macet dan masalah internal yang nggak kelar-kelar. CEO-nya pun kabur ke luar negeri. Saat itu, Investree punya utang sekitar Rp 444 miliar.
Sariwangi, yang terkenal banget dengan teh celupnya, bangkrut pada 2018 karena gagal bayar utang ke Bank ICBC sebesar Rp 316 miliar.
Merek Sariwangi masih terkenal, tapi masalah finansial bikin mereka nggak bisa lanjut. Unilever beli mereknya, tapi perusahaan Sariwangi nggak diambil alih.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: GRC Indonesia