Ketua PC IPNU Periode 2025-2027 Muhammad Mufti Hikam (Tengah) Usai Dilantik.
INDOZONE.ID – Muhammad Mufti Hikam, pemuda asal Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Jember, baru saja terpilih menjadi Ketua PC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jember untuk periode 2025-2027.
Kabar ini diumumkan setelah berlangsungnya Konfercab IPNU Jember pada 18-19 Januari 2025 di Pondok Pesantren Al-Amin Ambulu.
Hikam, yang kini berusia 24 tahun, dikenal sebagai sosok yang tidak hanya berprestasi, tapi juga peduli dengan perkembangan generasi muda.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyatakan tekadnya untuk memimpin IPNU Jember dalam memajukan literasi digital di kalangan pelajar, terutama di tengah pesatnya perkembangan era digital 5.0.
“Kini di era digital 5.0 membuat pelajar semakin akrab dengan ponsel cerdasnya masing-masing. Melalui kedekatan tersebut, pelajar seakan-akan jadi memiliki ketergantungan pada teknologi digital,” kata Hikam saat diwawancarai, Senin (20/1/2025).
Ia menambahkan bahwa meskipun para pelajar kini mahir dalam menggunakan teknologi digital, tantangan utamanya adalah bagaimana mereka memanfaatkan akses digital tersebut dengan bijak.
"Sehingga permasalahan yang terus berulang masih tetap sama, terletak pada pemanfaatan akses digital secara bijak untuk meningkatkan minat baca pada diri masing-masing pelajar," sambungnya.
Hikam mengungkapkan data dari Katadata Insight Center (KIC) yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengenai indeks literasi digital antar generasi.
"Gen Z, yang mayoritas berstatus pelajar, memiliki skor literasi digital 60 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan generasi lainnya," ujarnya.
Menurutnya, meskipun kemampuan menguasai alat digital oleh Gen Z cukup tinggi, hal ini belum menjamin mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak.
"Sehingga dalam soal memilah dan memilih informasi yang layak mereka baca, naiknya skor literasi digital dari 43,18 pada tahun 2023 menjadi 43,34 pada 2024, masih belum mencerminkan perubahan signifikan," tutur Hikam.
Hikam juga menyoroti bahwa lebih dari 55 persen orang Indonesia masih mengalami masalah buta huruf fungsional (functional illiteracy).
Hal ini berdampak pada pemahaman teks bacaan yang semakin kabur akibat banjir informasi digital. "Jika dibiarkan tanpa filter dari pembaca, maka akan semakin banyak hoax dan disinformasi yang beredar," jelasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung