Salah satu pemenang lomba foto video Karya Filosofi yang diadakkan Pemda DIY
INDOZONE.ID - Ratusan peserta mengikuti lomba foto video Karya Filosofi yang diselenggarakan Pemda DIY dan Humas Indonesia. Meng-capture keindahan sudut Yogyakarta, ajang ini juga digelar untuk memasyarakatkan Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO.
Penganugerahan Karya Filosofi ini diserahkan Sekda DIY, Beny Suharsono, kepada para pemenang belum lama ini di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Sumbu Filosofi Yogyakarta menurut Beny, melambangkan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Konsep ini dibentuk oleh lima unsur, yaitu api, tanah, air, angin, dan angkasa.
“Penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia diharapkan dapat mendorong pelestarian warisan budaya dan cagar budaya. Selain itu, penetapan ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan dunia yang lebih baik di masa depan,” ungkap Beny.
Kompetisi foto dan video mengenai Sumbu Filosofi ini merupakan salah satu upaya untuk mensosialisasikan, menggali, dan menafsirkan makna Sumbu Filosofi Yogyakarta.
“Selamat kepada para pemenang Karya Filosofi. Semoga, melalui karya-karya tersebut dapat menjadi sarana untuk menginspirasi masyarakat dalam mengenalkan dan memaknai Sumbu Filosofi Yogyakarta,” tutup Beny.
Kepala Biro Umum, Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda DIY, Teguh Suhada, mengatakan, pendaftaran peserta kompetisi dimulai sejak tanggal 10 Oktober-23 November 2024. Tema yang diambil adalah 'Kelana Humas Nguri-uri Kaistimewan Jogja'.
Tema Karya Sumbu Filosofi mencakup sub tema: Alun - Alun Selatan, Alun - Alun Utara, Keraton Yogyakarta, Malioboro & Titik 0 KM, Panggung Krapyak, dan Tugu Jogja.
“Pada tanggal 1-2 Desember 2024, panitia melakukan seleksi administrasi dan menghasilkan 361 partisipan yang memenuhi kriteria kompetisi dengan 306 karya foto dan 55 karya video. Pada tanggal 3-4 Desember 2024, dewan juri melakukan penilaian secara online. Tanggal 5 Desember, dewan juri melakukan diskusi untuk para pemenang,” jelas Teguh.
Juri menurut Teguh, terdiri dari CEO Humas Indonesia, Asmono Wikan, Kepala BPKSF DIY, Hendro Suprantoro, Produser Sineas Ifa Isfansyah, dan Jurnalis Foto Kompas, Ferganata Indra.
Diskusi awal dilakukan dengan melihat karya fotografi dan videografi 12 besar yang telah dinilai secara online. Dan didiskusikan kembali sesuai dengan pertimbangan aspek penilaian berupa muatan Sumbu Filosofis, muatan Kehumasan, kreativitas Konten, dan orisinalitas.
“Setelah diskusi 12 besar, ditentukan 6 besar karya fotografi dan videografi dengan segala pertimbangan dan nilai-nilai yang terkandung ditentukan 3 besar. Selanjutnya, ditentukan Best Storytelling, Best Visual dan Best Engagement di setiap kategori,” kata Teguh.
Pemenang lomba tersebut adalah:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Keterangan Pers