Kategori Berita
Media Network
Selasa, 29 OKTOBER 2024 • 11:00 WIB

Fakta-fakta Penyanderaan Bocah di Pos Pejaten: Halusinasi Sabu Hingga Negosiasi Mobil TNI

Ilustrasi penyanderaan. (Pixabay)

INDOZONE.ID - Suasana mencekam mendadak terjadi di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, pada Senin (28/10/2024), kala insiden penyanderaan bocah perempuan terjadi di sana. Proses pembebasan sang bocah berlangsung alot, hingga adanya negosiasi yang dilakukan oleh TNI dan polisi.

Selasa, 29 Oktober 2024, Indozone merangkum singkat fakta-fakta sementara dari kasus ini, dimulai dari korban yang dibawa pelaku, disandera hingga berhasil dibebaskan.

Berikut fakta-faktanya.

1. Pelaku Teman Ayah Korban

Pria berinisial IJ (54) merupakan pelaku penyanderaan yang aksinya kini viral di media sosial. Dia diketahui merupakan teman dari ayah S (4 tahun), bocah yang dia sandera.

Antara pelaku dengan orang tua korban sudah saling mengenal. Mereka sudah saling mengenal sejak dua bulan kebelakang.

Baca Juga: Viral Aksi Lansia Sandera Anak Kecil di Kawasan Pejaten Village Jakarta Selatan

Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi mengatakan kasus ini bermula dari pelaku yang meminta izin ke orang tua korban untuk membawa korban. Dalihnya, korban akan dibawa jalan-jalan ke rumah saudaranya menggunakan sepeda motor.

"Kronologisnya kemarin anak korban inisial S dibawa. (Pelaku) berizin dulu dengan orangtuanya (korban). Inisial orangtua korban Y. Kemudian, alasannya untuk membawa S jalan-jalan ke rumah sepupunya," kata Nurma.

2. Halusinasi Dikejar Massa Akibat Sabu

Dari balik aksinya membawa korban, IJ rupanya diduga mengalami halusinasi akan aman jika membawa anak kecil. Hal itu lantaran IJ mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu hingga berhalusinasi.

"Motifnya sebetulnya dia hanya menjadikan anak ini sebagai tameng karena dia memakai sabu. Sudah diperiksa, dia positif pakai sabu," kata Nurma.

"Jadi dia takut, halusinasinya dikejar orang. Jadi dia berhalusinasinya bahwa dia itu dikejar orang, tapi kalau dia lihat ada anak kecil, dia tidak jadi dikejar orang. Itu halusinasinya," sambungnya.

3. Berkendara dari Malam Hingga Subuh

Pelaku membawa korban dengan tujuan yang tidak jelas. Bahkan, mereka berkendara sejak malam hingga subuh.

"Dia dibawa berjalan-jalan, naik motor itu dari jam 19.00 malam sampai jam 05.00 pagi. Dia bawa berkeliling di Jakarta Timur sampai ke Jakarta Selatan," kata Nurma.

4. Sandera Bocah Todong Pakai Pisau

Aksi penyanderaan seorang anak kecil oleh seorang lansia di daerah Pejaten Village, Jakarta Selatan

Ditengah perjalanan, korban menangis. Pelaku sontak mengancam korban menggunakan sebilah pisau yang sudah dia bawa dari rumah, hingga berujung aksi penyanderan seperti yang viral di media sosial.

"Setelah berjalan-jalan dengan kendaraan roda dua, dari daerah Jakarta Timur, kemudian sampai ke depan Penvil, Pospol Republika, kemudian setelah itu anaknya menangis. Kemudian dia membawa sebilah pisau dapur, itu untuk anaknya biar tidak nangis alasannya," kata Nurma.

5. Negosiasi Alot, Pelaku Minta Mobil

Aksi pelaku membuat heboh masyarakat sekitar, hingga membuat polisi dan TNI turun tangan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi sebelumnya mengatakan, negosiasi antara pihaknya dengan pelaku berjalan cukup alot.

"Negosiasinga cukup alot ya karena pelaku saat itu membawa senjata tajam sehingga polisi harus berhati-hati karena keselamatan anak nomor satu," kata Ade Ary.

Baca Juga: Selundupkan Sabu di Alat Kelamin untuk Dibawa ke Lapas Salemba, Wanita Ini Ditangkap

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Fakta-fakta Penyanderaan Bocah di Pos Pejaten: Halusinasi Sabu Hingga Negosiasi Mobil TNI

Link berhasil disalin!