Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 31 AGUSTUS 2024 • 10:34 WIB

Kunjungi Kampung Anggur Kota Jogja, Pj Wali Kota Sugeng : Tidak Ada Lagi Alasan Tidak Bertani Meski di Lahan Sempit

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto bersama perwakilan Dinas Pertanian Kota Yogyakarta dan warga Tompeyan di Tegal Anggur, Jumat (30/8/2024)

INDOZONE.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta adanya kreativitas baru dari warganya yang telah sukses membangun lahan pertanian ditengah sempitnya lahan tengah-tengah kota. Pasalnya, jarang warga Kota Yogyakarta yang bisa memanfaatkan kondisi tersebut.

Hal ini disampaikan langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto dalam kunjungannya ke lokasi tersebut bernama Tegal Anggur Tompeyan, pada Jumat (30/8/2024) sore hari.

Menurut Sugeng, karena inovasi inilah wilayah Tompeyan dapat dijadikan percontohan di wilayah lain.

"Jadi kita harus bisa mengoptimalkan sejengkal lahan yang kita punya untuk bertani, karena selama manusia hidup kita butuh pertanian sehingga pertanian ini tidak boleh mati. Gizi kita, kalori kita ini dari pangan,"kata Sugeng kepada wartawan disela-sela kunjungannya, Kamis (30/8/2024).

Momen Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto memetik buah anggur di Kampung Anggur pusat Kota Jogja

Baca Juga: Didukung 9 Parpol, Pasangan Cawali dan Cawawali Kota Jogja Heroe Poerwadi - Sri Wedya Supena Tak Khawatir Massa Beririsan, Heroe : Kita Survey Tinggi

Dengan kata lain, Sugeng menilai tidak ada lagi alasan lain bagi warganya yang ingin bertani meski keterbatasan lahan. Kemudian, pihaknya menyarankan sebelum memulai bertani dalam kondisi lahan yang sempit harus disesuaikan dengan tanaman

"Menurut saya, tidak ada lagi alasan untuk tidak bertani, yang penting bagaimana niat kita untuk bisa bertani tinggal kita menyesuaikan dengan kondisi lahan disesuaikan dengan tanamannya," ucapnya.

Pihaknya yakin jika warga telaten mengoptimalkan potensi akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

"Tentu kalau dilahan sempit ya pilih dengan tanaman-tanaman yang ramah dengan lingkungan sempit dengan hasil mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan ini bisa harapannya memberikan dampak bagi warga," sambung Sugeng.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto dan warga Tegal Anggur Tompeyan memamerkan produknya

Pihaknya juga menilai, apabila dikonversi dengan kabupaten lain, menurutnya produk pertanian Kota Jogja sendiri tidak akan kalah produk-produk di kabupaten lainnya.

"Mau enggak mau kalau di Kota Jogja ya bicaranya itu, kalau mau nanem seperti kabupaten yang lahannya luas ya enggak mungkin, jadi istilah wong Jowo nek wis kepepet kudu metu akale (orang Jawa kalau mepet harus keluar akala/inovasinya), jadi kita akali lahan sempit ini supaya masyarakat tetep berkarya, ini bisa diawali dari hobi menjadi satu bentuk tambahan untuk memperkuat ekonomi keluarga," ujarnya.

Baca Juga: Perang Melawan Judi Online, Pj Wali Kota Parepare Ancam Pecat ASN

Sehingga, untuk meningkatkan potensi pertanian di Kota Yogyakarta, Sugeng menekankan agar masyarakat menerapkan sistem hilirisasi.

"Saya tetap mendorong untuk membantu budidaya tapi warga kota juga harus bisa menangkap hilirisasi, maksudnya produk-produknya boleh dari kabupaten tapi kreativitas untuk produknya itu di kota, kenapa ? Karena tadi, kita kan punya keterbatasan, tapi kota punya kemenangan dekat dengan pasar. Jadi kota harus menghasilkan sesuatu yang unik sesuatu yang lain dari yang lain atau out of the box," pesannya.

Adapun disinggung terkait modal masyarakat agar mau melakukan aktivitas bertani, pihaknya berpesan harus ada kemauan mengelola pertanian terlebih dahulu.

"Memang selama ini justru kadang petani belum/tidak ada modal, yang penting kemauan dulu tapi memang pertanyaan soal pendanaan betul dalam membesarkan usaha masih perlu modal. Jadi permodalan ini bisa diakses dari manapun," katanya.

Selanjutnya, Pemerintah setempat tinggal membantu masyarakat lewat program pemberdayaan salah satunya pengembangan lorong sayur.

Baca Juga: Raja Pemalsu Anggur Asal Indonesia, Rudy Kurniawan Dideportasi AS, Tipu Banyak Orang Kaya

"Terus pemerintah gimana ? kan kami kan punya dinas pertanian. Kita kan punya program pemberdayaan masyarakat terhadap lahan sempit, misalnya pengembangan lorong sayur. Jadi kami pun berada di balik masyarakat," jelasnya.

Suasana lahan pertanian Tegal Anggur Tompeyan Kota Jogja

Disamping itu, menurut Sugeng masyarakat juga harus pandai mencari akses pihak ketiga untuk melancarkan inovasi pertanian nantinya itu.

"Bisa dekati pihak swasta dan perhotelan (ini namanya social cost responsibility). Kemudian siasatnya, mereka (pihak ketiga) dibawa ke Tompeyan karena Tompeyan sudah dibuktikan adanya kampung pertanian ini," ucapnya.

"Jangan tiba-tiba minta modal, buktikan dulu (kayak di Tompeyan ini, kalau sudah terbukti teman-teman yang mau kasih modal pasti welcome. Tunjukkan karya dulu," tegasnya.

Kendati demikian, Sugeng menegaskan Pemkot Yogyakarta tetap akan mendampingi masyarakat dalam mengelola aktivitas pertanian.

"Lalu pemerintah gimana ? pemerintah akan tetap mendampingi masyarakat dari <span;>hulu sampai Hilir. Kan kalau bicara pertanian, jangan pernah punya pendapat bahwa ini hanya kewajibannya Dinas Pertanian, tapi bagaimana masyarakat juga ada akses permodalan masyarakat itu sendiri untuk memajukan pertanian," pungkasnya.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kunjungi Kampung Anggur Kota Jogja, Pj Wali Kota Sugeng : Tidak Ada Lagi Alasan Tidak Bertani Meski di Lahan Sempit

Link berhasil disalin!