INDOZONE.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas pertanian di tengah keterbatasan lahan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung ketersediaan bahan pokok dan ketahanan pangan di Kota Pahlawan (26/2/24).
Antiek Sugiharti, Kepala DKPP Kota Surabaya, menjelaskan strategi dan langkah konkret yang telah diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu langkah utama adalah memberikan dukungan kepada petani konvensional melalui pemanfaatan teknologi pertanian.
"DKPP menyediakan peminjaman alat dan mesin pertanian (ALSINTAN) pra dan pasca panen, seperti Hand Tractor, Cultivator, Pompa Air, Rice Transplanter, Combine Harvester, dan Portable Rice Milling," kata Antiek Sugiharti.
Baca Juga: Cap Go Meh 2024: Meriahnya Perayaan Imlek di Balai Kota Surabaya dengan 10.000 Porsi Lontong Gratis
Dukungan lain yang diberikan meliputi pembagian sarana budidaya seperti benih, pupuk, mulsa, jaring, dan insektisida/fungisida, serta pendampingan budidaya dan kelembagaan kelompok tani (Poktan) oleh penyuluh pertanian.
Antiek juga menekankan perhatian khusus terhadap petani perkotaan dengan memberikan pelatihan teknis budidaya dan pengembangan usaha. Ini termasuk pembagian sarana budidaya di lahan terbatas dengan teknik TASAPOT (Tanaman Sayur dalam Pot) dan Hidroponik.
Selain itu, DKPP memberikan dukungan kepada penyuluh pertanian dengan memberikan pembekalan pengembangan kapasitas melalui Bimtek dan sertifikasi, serta pelatihan teknis budidaya dan penanggulangan hama. Pengembangan keterampilan khusus, seperti teknik komunikasi efektif dan penggunaan media sosial, juga diberikan kepada mereka.
Antiek melaporkan bahwa pada tahun 2023, DKPP Surabaya telah memberikan berbagai bantuan sarana dan prasarana pertanian, termasuk benih, pupuk, insektisida, mulsa, terpal, jaring, serta paket sarana hidroponik dan TASAPOT.
"Produksi padi di Kota Surabaya pada tahun 2023 mencapai 7.150,97 ton gabah kering panen atau setara dengan 3.938,04 ton beras," tambahnya.
Antiek menyoroti bahwa hasil produksi pertanian yang dikelola keluarga miskin (Gamis) melalui program padat karya dijual lewat pasar atau sentra pasar kuliner terdekat. Beberapa Poktan di Surabaya bahkan berhasil menjual langsung hasil pertanian kepada konsumen dengan mengolah gabah kering menjadi beras menggunakan mesin seleb atau rice milling yang dipinjamkan oleh DKPP.
Dengan adanya 34 Poktan yang tersebar di berbagai kecamatan di Surabaya, DKPP berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian di kota ini melalui strategi dan program inovatif.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Website Pemkot Surabaya / Surabaya.go.id