INDOZONE.ID - Pedagang Teras Malioboro 2 (TM), yang tergabung dalam paguyuban pedagang Tri Dharma, kembali melakukan aksi, terkait relokasi jilid 2 oleh Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Salah satu fokus mereka adalah pernyataan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, tentang kebijakan relokasi PKL Malioboro. Disebutkan, sultan telah rembug perorangan, perihal relokasi tersebut.
Salah satu perwakilan PKL TM2, Upik Supriyati.
Padahal, menurut PKL TM2, tidak seorang pun dari mereka yang dilibatkan meski kata sultan telah rembug perorangan.
Baca Juga: Kontroversi Relokasi Pedagang Teras Malioboro 2, Ini Respons Sultan Hamengku Buwono X
"Sangat disayangkan Bapak Gubernur bilang, katanya berunding perorangan dari kami, tapi faktanya dari kami, tidak ada yang ke sana, entah siapa itu," kata salah satu anggota Paguyuban Tri Dharma (perwakilan pedagang), Upik Supriyati saat berorasi, Rabu (17/7/2024).
"Apa kalian pernah menandatangani surat perjanjian dengan pemerintah?" tanya Supriyati kepada para pedagang lainnya.
"Tidak," jawab serentak para pedagang.
Baca Juga: Tempat Relokasi Sementara dianggap Buruk, Puluhan PKL di Kawasan Borobudur Geruduk PT TWC Kalasan
Kemudian, dia juga menekankan, bahwa PKL dan Malioboro merupakan dua sisi yang saling beriringan. Sebab, itu terbukti dari roda perekonomian DIY yang berputar.
"Saya sendiri generasi kedua dari bapak saya berjualan di depan toko sudah lebih dari 50 tahun. Jadi memang adalah PKL dan Malioboro memang tidak bisa dipisahkan," tegas Supriyati.
Upik juga menyinggung insiden atau kericuhan yang menimpa para pedagang beberapa hari lalu di lokasi tersebut. Penyebabnya, petugas di kawasan tersebut menutup akses pintu Teras Malioboro 2.
Baca Juga: Pemkot Semarang Kerja Sama dengan Baznas Jateng Bangun RPHH di Eks-Relokasi Pasar Johar
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan