Ilustrasi pesawat jet tempur. (ANTARA/HO)
INDOZONE.ID - Sedang beredar laporan bahwa Amerika Serikat (AS) tengah mengerjakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengoperasikan pesawat tempur tanpa pilot.
Hal ini menimbulkan dugaan bahwa AS berambisi untuk mengungguli kemampuan militer China dalam perlombaan teknologi maju.
Peristiwa ini menggambarkan kemajuan yang signifikan dalam pengembangan teknologi Angkatan Udara AS, yang berakar pada tahun 1950-an.
Namun, hal ini juga menjadi indikasi tentang arah teknologi masa depan.
AS terlibat dalam persaingan dengan China untuk memimpin dalam pengembangan dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem senjata.
Para pejabat Amerika menyatakan bahwa situasi seperti itu tidak akan terjadi, setidaknya bukan di pihak AS.
Namun, ada keraguan tentang apa yang mungkin diizinkan oleh musuh potensial, dan militer melihat perlunya untuk segera mengimplementasikan kemampuan AS.
"Apakah Anda menyebutnya sebagai perlombaan atau tidak, yang pasti ini tengah terjadi," ujar Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan, Laksamana Christopher Grady, seperti dilaporkan AP, Senin (13/5/2024).
Sejarah perkembangan kecerdasan buatan dalam bidang militer dapat mempertimbangkan teknologi apa yang akan segera muncul, dan bagaimana kontrol atas teknologi tersebut akan dilakukan.
Pada dasarnya, akar kecerdasan buatan dalam konteks militer merupakan hasil dari perpaduan antara pembelajaran mesin dan otonomi.
Pembelajaran mesin terjadi ketika komputer menganalisis data dan kumpulan aturan untuk mencapai kesimpulan.
Sementara otonomi terjadi ketika kesimpulan tersebut diterapkan untuk mengambil tindakan tanpa memerlukan masukan manusia tambahan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Internasional.sindonews