Konferensi pers kasus pembunuhan karyawan MRT di Mapolda Metro Jaya
INDOZONE.ID - Tiga tersangka pembunuhan karyawan MRT yang jasadnya dibuang di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT), Jakarta Timur rupanya beraksi dengan membawa unsur agama.
Pelaku meyakinkan korban dengan menggunakan akun media sosial berbau agama sebelum akhirnya bertemu dengan korban.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan jika para pelaku beraksi lebih dulu dengan mencari calon korban yang ingin menjual mobil melalui media sosial (medsos).
Baca Juga: Ini Tampang Trio Pembunuh Karyawan MRT Modus Beli Mobil, Jasad Dibuang di BKT
Kemudian, tersangka R menggunakan akun medsos yang sudah disiapkan untuk menghubungi korban.
"Akun Facebooknya (pelaku) ini ada desepsinya juga, menggunakan atribusi agama, menggunakan pakaian muslim untuk meyakinkan korban bahwa ini memang bukan komplotan penipu, orang jahat dan sebagainya," kata Hengki dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Hengki menyebut pelaku menggunakan akun yang sudah diisi konten-konten maupun foto berbau agama. Hal ini untuk meyakinkan korban jika calon pembeli mobil korban bukanlah orang jahat.
"Otak pelaku ini dengan nama panggilan itu Rasul, di Facebooknya itu dpnya ada menggunakan pakaian muslim dan lain sebagainya. Ini lah otaknya sehingga ini merupakan desepsi seolah-olah mereka orang baik-baik yang ingin bertransaksi kendaraan sehingga untuk meyakinkan korban untuk datang dengan membawa surat-surat yang lengkap," ungkap Hengki.
Baca Juga: KPU Sulsel Larang Peserta Pileg dan Calon DPD untuk Kampanye Bersama, Harus Taat pada Aturan
Setelah korban masuk perangkap, pelaku mengajak korban bertemu di sebuah apartemen yang disiapkan. Di sana, mereka berpura-pura membahas seputar mobil yang hendak dijual.
Di apartemen tersebut, pelaku memberikan minuman berisi obat bius ke korban. Sayangnya, obat tersebut tidak ampuh.
“Saat diberi obat bius, ternyata tidak ada pengaruh terhadap korban. Karena tidak ada pengaruh, kemudian dibuktikan lagi 'Ini mobilmu sudah kita bayar lunas'. Ternyata komplotan ini ada seorang yang ahli untuk mengedit notifikasi e-banking," paparnya.
Baca Juga: Hasil Rapat Bareng Soal Kasus SYL KPK Tak Supervisi Polda Metro Jaya, Tapi...
Singkat cerita, korban sadar jika uang pembayaran belum masuk dan para pelaku meminta korban bersabar sembari mengajak korban untuk ke rumah korban menggunakan mobil pelaku. Di sinilah para pelaku menghabisi nyawa korban.
"Saat di Gerbang Tol Tebet dilakukan pembunuhan dengan cara sangat sadis. Satu sebagai pengendara mobil kemudian korban sebelah kiri, dua orang dibelakang ada yang mengencangkan sidebetnya, ada yang memegang tangannya, menarik bahunya baru dilakukan melukai leher dan menusuk tubuh korban secara berkali-kali," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: