Kapal Singapura Selamatkan 6 ABK WNI yang Terombang-ambing di Perairan Papua Barat

Enam ABK KM Farida Indah diselamatkan Kapal Singapura, MV RTM Djulpan, saat terombang-ambing di perairan Papua Barat.

INDOZONE.ID - Kapal Singapura, MV RTM Djulpan, menyelamatkan enam anak buah kapal (ABK) KM Farida Indah di perairan Kaimana, Provinsi Papua Barat. Keenam ABK itu ditemukan pada Sabtu (1/7/2023), saat MV RTM Djulpan melintas di perairan Kaimana, dalam perjalanan dari Australia menuju Cina.

"Para ABK itu ditemukan saat terombang-ambing di atas rakit," kata Kepala SAR Timika, George Randang, Minggu (2/7/2023).

Dia menjelaskan, 6 ABK KM Farida Indah itu ditemukan sekitar 59 notical mile dari daratan Kabupaten Kaimana. Mereka dalam kondisi terapung di atas rakit yang telah mereka buat.

Baca Juga: Sempat Kabur, Kapal Illegal Fishing Berbendera Malaysia Akhirnya Ditangkap KKP
 
Setelah menemukan keenam ABK, kapal jenis Bulk Carrier berbendera Singapura itu menghubungi Basarnas Command Center(BCC) melalui e-mail. Menerima informasi tersebut, Basarnas menyampaikannya ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, agar dilakukan proses evakuasi.
 
Untuk memastikan informasi tersebut, petugas SAR Timika menelpon dan meminta posisi atau koordinat kapal MV RTM Djulpan, sehingga tim SAR gabungan menuju lokasi kapal tersebut.
 
"Cuaca buruk dan gelombang tinggi menyebabkan tim gabungan tidak bisa mendekati kapal dan kembali ke Kaimana", kata Randang.

Baca Juga: Momen Menegangkan Evakuasi Penumpang Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu 

Akibat proses evakuasi yang tertunda, SAR Timika berkoordinasi dan mengarahkan MV. RTM Djulpan agar mengevakuasi korban dengan menaikkannya ke atas kapal. Mereka juga diminta untuk membantu penanganan awal, sambil menunggu tim SAR dari Kaimana.
 
Permintaan itu disampaikan karena gelombang dan dikhawatirkan rakit buatan para ABK KM Farida Indah akan bergeser atau hilang.
 
"Evakuasi baru dilakukan Minggu dini hari dan setibanya di Kaimana langsung dibawa ke RSUD setempat untuk mendapat penanganan medis," jelas Randang.