Vaksinasi yang diselenggarakan oleh Polda Sumut picu kerumunan, di Gedung Serbaguna Pemprovsu, Jalan Pancing, Kota Medan, Selasa (3/8/2021). Hal itu terlihat dari unggahan video yang beredar di sosial media Instagram.
Tak hanya itu saja, warga yang menunggu antrean di depan pintu aula, juga berteriak meminta bukakan pintu aula kepada petugas agar bisa masuk kedalam aula vaksinasi.
"Buka, buka, buka, buka (pintunya), buka kami mau masuk," teriak warga yang mengantre di depan pintu aula tersebut, seperti dikutip Indozone, Selasa, (3/8/2021).
Kemudian, terlihat juga di depan pintu puluhan warga berdiri dan duduk di lantai tanpa ada mengatur jarak. Bahkan, dari informasi yang dihimpun Indozone, di bagian dalam gedung pun demikian, warga berkumpul di beberapa titik tribun.
Video yang diunggah tersebut pun menuai komentar para netizen, satu di antaranya pemilik akun Instagram @irbani1982 yang menuliskan,
"Sangsi panitianya, jangan cuma rakyat aja yang dihukum," tulisnya.
Kemudian akun pemilik @rnnyypiliang,
"wkwkwkwkwkwk, CORONA KELIHATAN GAK," tulisnya dengan emoji tertawa.
Lalu pemilik akun Instagram @abianestege,
"Coba klw masyarakat yg buat keramaian auto di sanksi berat klw mereka auh ah gelap," tulisnya.
Dalam hal ini, Kapolrestabes Kota Medan, Kombes Pol Riko Sunarko, mengeklaim bahwa antusias masyarakat dari Kota Medan, Deli Serdang untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 sangat tinggi.
"Sangat tinggi (antusias masyarakat)," katanya.
Antusias masyarakat itu, ia katakan, tidak sebanding dengan kuota vaksin Covid-19 yang disediakan.
"Jadi, bukan kekurangan vaksin, petugas kita sudah kita setting untuk jumlah vaksinasinya, dan nggak mungkin kita lebihkan, karena tenaganya kita juga terbatas," pungkasnya.
Ia juga menyampaikan panitia telah mendata, ada 4.000 peserta vaksinasi dengan pembagian 3.000 peserta tahap I dan 1.000 tahap II sisa gebyar vaksinasi massal Hari Bhayangkara.
Protes yang terjadi, ia katakan, lantaran adanya warga mendapatkan formulir vaksin yang diperoleh dengan cara membeli Rp5 ribu per lembar.
"Di luar (lokasi vaksin) ada yang jual formulir Rp 5 ribu per lembar. Masyarakat yang merasa sudah membayar (formulir) komplain," jelasnya.
Namun, Ia memerintahkan anggotanya tetap mengakomodir warga yang hendak divaksin Covid-19 tapi belum terdata.
"Tetap kita akomodir, yang sudah mengisi formulir kita kumpulkan, nanti datanya kita masukan, ada kegiatan vaksin pertama kita hubungi dari SMS peduli lindungi," katanya.
Selain itu, ia katakan, warga yang berdesakan masuk hanya karena takut vaksin habis.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: