INDOZONE.ID - Jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2024, sejumlah nama calon mulai bermunculan. Salah satu yang menonjol adalah Muhammad Farhan dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indonesia Strategic Institute (Instrat), Farhan menempati posisi puncak dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi di antara calon-calon lainnya.
Menurut hasil survei Instrat, Muhammad Farhan memiliki elektabilitas sebesar 10,5 persen dan popularitas mencapai 68,25 persen. Angka ini menjadikannya calon terkuat untuk Pilwalkot Bandung 2024.
Baca Juga: Walikota Bandung Oded Terpapar Covid-19, Dia Minta Doa kepada Masyarakat
Farhan berhasil mengungguli calon-calon lain dari berbagai partai politik, termasuk nama-nama besar seperti Siti Muntamah Oded dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga memiliki elektabilitas sebesar 10,5 persen.
Selain Muhammad Farhan, beberapa nama lain yang dipandang kompetitif dalam Pilwalkot Bandung 2024 antara lain:
Sementara itu, dari Partai Gerindra, Ridwan Dhani Wirianata yang baru-baru ini ditugaskan oleh DPP Partai Gerindra masih belum memperlihatkan upaya yang cukup masif untuk dikenal oleh publik Bandung.
Kepada awak media, Direktur Instrat Adi Nugroho mengatakan dukungan dari partai politik dan kemungkinan koalisi akan sangat menentukan dalam Pilwalkot Bandung 2024.
Baca Juga: Kaesang Disebut NasDem Cocok Pimpin Jakarta Karena Mulai Rajin Salat Jumat Ke Lapangan
Adi menilai beberapa tokoh yang bakal kompetitif adalah Muhammad Farhan, Siti Muntamah Oded, Erwin, Andri Gunawan, dan Arfi Rafnialdi.
"Ridwan Dhani Wirianata harus segera meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya untuk bisa bersaing," katanya, Rabu (10/7/2024).
Selain itu, masih ada potensi bagi beberapa tokoh lain untuk berkompetisi sebagai calon wakil wali kota. Diprediksi akan muncul tiga hingga empat pasangan calon wali kota-wakil wali kota dari berbagai koalisi partai.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hasil Survei