Bagi perempuan, melahirkan adalah sebuah pengalaman yang sangat mendebarkan sekaligus menakutkan, terutama melahirkan untuk pertama kalinya. Karenanya, ketika akan melahirkan, perempuan pada umumnya sangat membutuhkan dukungan agar rasa cemas bisa sedikit berkurang.
Lalu bagaimana dengan perempuan yang saat melahirkan berada jauh dari keluarga, bahkan di luar negeri pula?
Itulah yang dialami oleh Adelina Pinem, wanita asal Medan, Sumatera Utara. Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 11 Maret 2020, dia melahirkan anak pertamanya di Stockholm, Swedia.
Pengalamannya itu dibagikan melalui video yang diunggahnya di YouTube.
Adel--demikian dia biasa disapa--melahirkan di Swedia di tengah-tengah studi S-2-nya di Stockholm University. Dia sendiri tiba di negara Skandinavia itu pada 25 Agustus 2019. Di sana dia mengambil jurusan Manajemen Strategi Sistem Informasi.
Tanpa bermaksud membangga-banggakan kelebihan negara tempat dia menimba ilmu, Adel bilang bahwa pelayanan persalinan di Swedia sangat baik. Para bidan yang menanganinya begitu sabar dan pengertian. Bahkan, dia tidak dipungut biaya sama sekali. Hanya bermodal 'personnummer' (semacam kartu identitas di Swedia), dia dilayani dengan sangat baik.
"Ketika kita hamil di Swedia, yang menangani bukan dokter, tapi bidan, mulai awal kehamilan sampai proses persalinan, itu semua bidan. Kecuali kalau ada masalah. Prosesnya cepat. Ditanya nama, tanggal lahir, dari situ mereka bilang kalau saya sudah punya personnumer," katanya.
Adel, yang merupakan alumnus Universitas Sumatera Utara, berkisah bahwa bidan yang melayaninya tidak cuma sabar, tetapi juga profesional dan humanis.
"Bidan menyarankan saya untuk berdiri agar memudahkan bayinya keluar. Tapi saat itu saya gak kuat lagi untuk berdiri. Alhamdulillah si bidannya sabarnya luar biasa menghadapi saya. Saya dikasih minuman supaya kuat. Dikasih sirup strauberry atau cherry, biar kita bisa kuat," katanya.
Setelah melalui proses persalinan sejak pagi pukul 8.30, bayi Adel yang prematur akhirnya berhasil dilahirkan dengan normal pada malam harinya dan langsung menangis.
"Alhamdulillah walaupun prematur, tapi saya bisa menangis dengan normal. Bayinya menangis, yang berarti paru-parunya berkembang," katanya.
Usai melahirkan, Adel bercerita bahwa pihak rumah sakit memberikan semacam penyambutan bagi kelahiran bayinya dengan pesta kecil.
"Saya ditanya mau makan apa. Ada pesta menyambut si bayi. Makanan sandwich, ada bendera Swedia-nya di atasnya," katanya.
Kisah pengalaman Adel selengkapnya dapat disimak melalui video dalam tautan ini:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: