INDOZONE.ID - Vatikan tengah bersiap menghadapi momen penting dalam sejarah Gereja Katolik. Lima hari sebelum para kardinal berkumpul dalam konklaf, para petugas pemadam kebakaran terlihat sibuk memasang cerobong asap di Kapel Sistina untuk konklaf Paus baru, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Cerobong inilah yang nantinya akan menjadi simbol utama dalam proses pemilihan paus baru.
Pemasangan cerobong asap jelang pemilihan Paus ini bukan sekadar ritual, melainkan bagian penting dari proses konklaf yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Baca Juga: Para Kardinal Katolik Bahas Jadwal Konklaf Pemilihan Paus Baru
Cerobong ini digunakan untuk mengeluarkan asap yang menjadi kode bagi publik, yakni asap hitam berarti belum ada Paus terpilih, sedangkan asap putih menandakan telah terpilihnya seorang Paus baru.
Konklaf dijadwalkan dimulai pada 7 Mei. Sebanyak 133 kardinal dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di bawah langit-langit Kapel Sistina yang penuh lukisan karya Michelangelo, untuk memilih pengganti Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu.
Meskipun tampak sederhana, cerobong asap dipasang jelang konklaf ini memiliki makna yang sangat dalam.
Baca Juga: Lebih dari 30 Ribu Orang Padati Gereja di Roma untuk Kunjungi Makam Paus Fransiskus
Cerobong tersebut menjadi satu-satunya penghubung visual antara proses tertutup di dalam kapel dan jutaan umat Katolik yang menantikan kabar di luar. Tradisi ini tetap dipertahankan meski zaman telah bergeser ke era digital.
Makna cerobong asap untuk pemilihan konklaf di Vatikan bukan hanya sekadar simbol, melainkan representasi nyata dari proses yang sangat spiritual dan sarat makna historis.
Saat asap putih keluar dari cerobong, itu menjadi momen yang ditunggu-tunggu, karena artinya umat Katolik telah memiliki pemimpin baru.
Beberapa nama muncul sebagai kandidat kuat, seperti Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina, Kardinal Pietro Parolin dari Italia, dan Kardinal Peter Turkson dari Ghana.
Namun, sebagaimana pepatah lama di Vatikan, "Siapa yang masuk konklaf sebagai Paus, akan keluar sebagai kardinal," menandakan bahwa hasil akhir sering kali tidak terduga.
Selama konklaf, para kardinal akan mengadakan satu putaran pemungutan suara pada hari pertama. Jika belum ada hasil, mereka akan melakukan dua putaran di pagi hari dan dua di sore hari. Hasil suara akan dibakar dan dilepaskan sebagai asap melalui cerobong.
Untuk memastikan warna asap terlihat jelas, sejak 2005 Vatikan menggunakan campuran kimia yang menghasilkan asap hitam atau putih dengan lebih konsisten.
Dua tungku disiapkan di dalam Kapel Sistina, yakni satu untuk membakar kertas suara, dan satu lagi untuk menciptakan warna asap yang diinginkan.
Cerobong asap dipasang di Kapel Sistina untuk Konklaf Paus baru yang meskipun berada di tengah keramaian wisatawan, hanya sebagian yang menyadari betapa pentingnya prosesi ini.
Salah satunya adalah Glenn Atherton, turis dari Inggris, yang merasa beruntung bisa menyaksikan sejarah secara langsung.
Dengan cerobong asap yang dipasang jelang konklaf, seluruh dunia kini menantikan satu momen penting yang akan ditandai oleh asap yang keluar dari atap Kapel Sistina.
Entah itu putih atau hitam, semua mata akan tertuju pada langit Roma akan hadirnya pemimpin baru Gereja Katolik dunia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Timesofindia.indiatimes.com