Donald Trump Ancam untuk Kuasai Greenland dan Terusan Panama, Demi Keamanan dan Ekonomi Nasional
INDOZONE.ID - Donald Trump, Presiden Amerika Serikat yang terpilih mengumumkan niat untuk memperluas pengaruh Amerika Serikat melalui akuisisi Greenland dan merebut kendali Terusan Panama.
Niat ini diumumkan oleh Trump melalui sebuah konferensi pers pada hari Rabu (7/1/2025) di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida.
Baca Juga: Arab Saudi Mengalami Banjir di Berbagai Titik Kota Termasuk Makkah dan Madinah Akibat Cuaca Ekstrem
Trump menekankan kepentingan strategi nasional di mana ia menyatakan Greenland merupakan komponen penting bagi keamanan dan ekonomi Amerika Serikat.
Di sisi lain, Trump juga membahas kekhawatirannya atas pengelolaan Terusan Panama.
"Kita tidak dapat membiarkan rute perdagangan kita dikendalikan oleh mereka yang tidak peduli dengan kepentingan terbaik Amerika,” ujar Trump dalam konferensi pers.
Walaupun demi kepentingan keamanan nasional dan ekonomi yang strategis, Trump tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan militer yang membuat beberapa pihak khawatir.
“Kita tidak ragu untuk bertindak tegas apabila dibutuhkan,” jelas Trump kepada media.
Akibat Bersinggungan Keadaan Geopolitik Antara Rusia dan Cina
Ide ini bersinggungan dengan keadaan geopolitik antara Cina dan Rusia tentang pengaruh global.
Greenland menjadi lokasi krusial untuk jalur Arktik dan sumber daya alamnya. Dengan mencairnya es Arktik, terdapat banyak sumber daya mineral yang dapat diambil sehingga China sudah mulai berinvestasi kepada sumber daya tersebut.
Tidak hanya itu, melihat Rusia yang kini memperluas kawasan militernya di daerah Arktik, membuat Trump ingin menyeimbangi strategi tersebut.
Di sisi lain, Terusan Panama dikenal sebagai jalur perdagangan yang vital, menghubungkan Samudra Atlantik dengan Pasifik.
Banyak barang yang ditransportasikan ke kawasan Asia, Eropa dan AS melalui jalur ini sehingga membawa kekuatan ekonomi global dalam jalur perdagangan.
China menjadi negara yang berinvestasi dalam infrastruktur Amerika Latin termasuk Panama. Oleh sebabnya, dominasi China dianggap terlalu besar dan menjadi sebuah ancaman kompetisi global.
Greenland dan Panama Menolak Keras
Menurut Perdana Menteri Greenland, Mute Egede menganggap gagasan Trump sebagai hal yang konyol. Ia menekankan bahwa tanah tersebut tidak dijual dan tidak dapat dinegosiasi.
Egede juga menekan pentingnya kedaulatan pulau dan hak rakyatnya untuk menentukan masa depan mereka sendiri.
Di sisi lain, Presiden Panama Jose Raul Mulino juga menegaskan bahwa Terusan Panama tidak dapat dinegosiasikan.
Ia tidak menerima saran Trump untuk berada di bawah kendali Amerika Serikat dan Terusan Panama akan tetap berada di bawah administrasi Panama.
CEO Otoritas Terusan Panama juga menyatakan apabila tuntutan Trump dipenuhi, maka berpotensi terjadinya kekacauan.
Oleh sebabnya, Terusan Panama tidak beroperasi di bawah negara lain, termasuk Amerika Serikat.
Menggabungkan Kanada dengan Teluk Meksiko
Tidak hanya Greenland dan Terusan Panama, tetapi Trump juga mempunyai gagasan untuk Kanada dan Teluk Meksiko bergabung dengan Amerika Serikat sebagai negara bagian dan menegaskan dominasi Amerika.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau menolak keras ajakan Trump untuk menggabungkan Kanada dengan Amerika Serikat.
"Tidak ada peluang sedikit pun bahwa Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat." ujar Trudeau.
Penulis: Gadis Kinamulan Esthiningtyas
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters, The Sun, CNN, BBC, New York Post