Sabtu, 02 NOVEMBER 2024 • 11:40 WIB

Banjir yang Melanda Spanyol Tewaskan Lebih dari 200 Orang

Author

Di kota Paiporta yang rusak dekat Valencia, sejumlah penduduk mengeluhkan bahwa bantuan tiba dengan sangat lambat.

INDOZONE.ID - Tim penyelamat di Spanyol mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat banjir terburuk yang melanda negara tersebut dalam satu generasi telah mencapai 205 orang per hari Jumat.

Kekhawatiran kini meningkat seiring dengan puluhan orang yang masih hilang, dan harapan untuk menemukan korban selamat semakin memudar.

Banjir yang dimulai pada hari Selasa lalu telah menyebabkan kendaraan terbalik, meruntuhkan jembatan, dan menutupi kota-kota dengan lumpur, menjadikannya salah satu bencana paling mematikan di Eropa dalam beberapa dekade terakhir.

Organisasi yang bertugas mengoordinasikan layanan darurat di wilayah Valencia, yang paling parah terkena dampak, menyatakan bahwa 202 korban jiwa telah terkonfirmasi di sana, sedangkan tiga kematian lainnya dilaporkan di Castilla-La Mancha dan Andalusia.

Tim penyelamat, dilengkapi dengan helikopter, drone, dan anjing pelacak, telah bekerja keras untuk menyisir puing-puing dan mencari puluhan orang yang masih hilang.

Pemerintah telah menambah jumlah tentara yang dikerahkan ke daerah terdampak, dengan total mencapai 1.700 personel untuk membantu pencarian, penyelamatan, dan logistik.

Hingga Jumat sore, Garda Sipil melaporkan telah menyelamatkan lebih dari 4.500 orang. Namun, tiga hari setelah bencana, harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat semakin tipis.

Baca Juga: Polisi Haiti Terlibat Baku Tembak Sengit Melawan Geng yang Berupaya Kuasai Ibu Kota

Di Valencia, gedung pengadilan telah diubah menjadi kamar mayat, sementara petugas kesehatan mengangkut tandu yang tertutup kain putih.

Banyak wilayah terputus dari akses air, makanan, dan listrik selama berhari-hari setelah bencana, dan banyak jalan raya serta rel kereta api masih tidak dapat diakses.

Para teknisi sedang berusaha keras mengangkat mobil-mobil yang terjebak di rel kereta api dan menghilangkan puing-puing yang menutupi jalan.

Di sisi lain, relawan dari Prancis juga telah tiba untuk membantu, membawa peralatan untuk membersihkan puing-puing dan memompa air dari area yang terendam. Di kota Paiporta, beberapa penduduk mengeluhkan lambatnya bantuan, yang memperlambat upaya relawan.

"Petugas pemadam kebakaran tidak cukup, dan sekop juga belum tiba," ungkap Paco Clemente, seorang apoteker berusia 33 tahun, saat membantu membersihkan lumpur dari rumah temannya.

Meskipun ribuan orang masih terputus dari jaringan listrik dan telepon, ada harapan bahwa jumlah orang hilang akan berkurang saat koneksi mulai pulih. Namun, situasi keamanan di beberapa area mulai terganggu, dengan penangkapan 50 orang terkait pencurian dan penjarahan di tempat-tempat yang terdampak.

Pemerintah daerah Valencia mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah demi tidak mengganggu layanan darurat yang sedang berjalan.

Perdana Menteri Pedro Sanchez memuji solidaritas masyarakat Spanyol dan menjanjikan bantuan berkelanjutan. Dia juga memimpin pertemuan komite khusus untuk menangani krisis ini.

Sementara itu, Paus Fransiskus menyampaikan rasa solidaritasnya kepada para korban dan keluarganya.

Banjir ini terjadi akibat badai yang terbentuk ketika udara dingin bertemu dengan perairan hangat Mediterania, fenomena yang umum terjadi pada waktu tersebut.

Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia telah meningkatkan intensitas, durasi, dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem seperti ini.

Baca Juga: Central Park Five Gugat Donald Trump Terkait Pernyataan Kontroversial Dalam Debat Presiden

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Japan Today