Asia Tenggara Alami Gelombang Panas Ekstrem Paling Parah, Suhu Rata-rata Tembus 40 Derajat Celcius
INDOZONE.ID - Asia Tenggara tengah mengalami gelombang panas ekstrem yang bahkan belum pernah terjadi sebelumnya. Demikian kata Maximiliano Herrera, ahli iklim dan sejarawan cuaca seperti dilansir The Guardian.
Ribuan sekolah di Filipina menyetop sementara kelas tatap muka karena cuaca panas yang ekstrem. Di Indonesia, kemarau panjang menyebabkan harga beras yang menjadi makanan pokok menyebabkan melambungnya harga jual.
Bahkan cuaca panas yang ekstrem ini, membuat karang-karang yang berada di perairan Thailand akan mengalami kerusakan.
Baca Juga: Kerap Peras Sopir Hingga Pembeli di Pasar Cibitung, 6 Preman Digulung Polisi
Herrera dalam unggahannya di X mengatakan, cuaca panas yang ekstrem telah melanda Asia Tenggara sejak awal April. Di Minbu, Myanmar misalnya, suhu panas tercatat mencapai 44 derajat Celcius.
Di Hat Yai, di ujung selatan Thailand, suhu mencapai 40,2 derajat Celcius, sebuah rekor baru dalam sejarah, sementara Yên Châu di barat laut Vietnam mencapai suhu 40,6 derajat Celcius, yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang tahun ini.
Cuaca ekstrem terbaru ini menyusul peringatan bulan lalu oleh Organisasi Meteorologi Dunia bahwa wilayah tersebut juga telah “diserang oleh kondisi panas yang parah” pada bulan Februari ketika suhu sering kali melonjak hingga mencapai angka 30 derajat Celcius – jauh di atas rata-rata musiman.
Baca Juga: Ini Peran Guru Besar Universitas Jambi Sihol Situngkir di Kasus Perdagangan Mahasiswa
Laporan ini mengaitkan cuaca terik tersebut dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, serta peristiwa El Niño, yang menyebabkan kondisi lebih panas dan kering di wilayah tersebut.
“Tingkat panas yang dialami bumi selama 12 bulan terakhir, baik di darat maupun di lautan telah mengejutkan ilmu pengetahuan,” kata Prof Benjamin Horton, direktur Earth Observatory Singapura.
“Kami selalu tahu bahwa kita akan menuju ke arah ini dengan meningkatnya gas rumah kaca, namun fakta bahwa kita akan memecahkan semua rekor ini pada tahun 2023, dan 2024, mungkin masih terlalu dini.”
Baca Juga: Polisi Berlakukan Rekayasa Lalin Pasca Tol Bocimi Amblas
“Kami hanya belum siap. Hanya ada sedikit, kalaupun ada, tempat di dunia yang tahan terhadap panas seperti ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa masyarakat perlu beradaptasi.
Pemerintah di seluruh kawasan sedang memutar otak bagaimana cara mengatasinya.
Di Filipina, hampir 4.000 sekolah telah menangguhkan kelas tatap muka karena indeks suhu panas di beberapa daerah melampaui 42 derajat Celcius, tingkat berbahaya yang menurut biro cuaca dapat menyebabkan kram panas dan kelelahan.
Selama minggu Paskah di Manila, anak-anak bermain di kolam portabel yang didirikan di jalan-jalan agar tetap sejuk.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Guardian